SEPUTARTANGSEL.COM - Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam proses penyidikan kasus korupsi minyak goreng Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana, menyimpulkan bahwa Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia terlibat dalam penyuapan ekspor minyak goreng.
Kejagung kemudian menetapkan Komisaris PT Wilmar Nabati berinisial MPT menjadi tersangka penyuapan kuota ekspor minyak goreng.
Belakangan terungkap bahwa Wilmar Grup ternyata sponsor utama Klub Bola Persis Solo yang dikelola oleh putra bungsu Presiden Jokowi yaitu Kaesang Pangarep.
Politikus Partai Demokrat Cipta Panca menanggapi hal tersebut dan mengatakan bahwa jika hal itu terjadi pada masa Presiden SBY pasti sudah ramai diberitakan media.
Selanjutnya, dampak dari kasus korupsi suap itu, Persis Solo tiba-tiba memutuskan hubungan kerja sama dengan Wilmar Group sebagai sponsor tim.
Melalui website resminya, manajemen Persis mengungkapkan bahwa pemutusan hubungan kerja sama ini sebagai tindak lanjut karena keterlibatan Wilmar Grup dalam korupsi penyuapan ekspor minyak goreng.
Netizen di media sosial Twitter pun turut menanggapi hal tersebut.
Ada netizen yang berpendapat bahwa bagaimana pun uang Wilmar Grup sudah mengalir ke dalam manajemen klub sepak bola Kaesang.
"Uang Wilmar Grup mengalir ke Klub Sepakbola milik Kaesang," kata @OposisiCerdas dikutip SeputarTangsel.Com pada Jumat 22 April 2022.
Kemudian ada juga yang berpendapat bahwa Persis panik dengan keterlibatan Wilmar Grup dalam kasus korupsi minyak goreng.
"Panik ga. Ya Panik lah, masa ga," kata akun @OnlyFrens.
Netizen juga mengungkapkan bahwa Wilmar Group mendapatkan subsidi terbesar, Rp4,16 triliun. Padahal, setoran dari pajak yang diberikan hanya Rp1,32 triliun.
"Lima konglomerat sawit pernah dapatkan subsidi dr BPDPKS dgn total Rp7,5 triliun Jan-Sept 2017. Wilmar Group mendapatkan subsidi terbesar, Rp4,16 triliun. Padahal, setoran yang diberikan hanya Rp1,32 triliun. Ada apa?," kata @YanHarahap.
Sebelumnya, Mantan Wamen ESDM Said Didu sudah menduga bahwa ada kedekatan khusus antara PT Wilmar Indonesia dengan Rezim Jokowi.
Menurut Said Didu, untuk permintaan kuota ekspor minyak goreng saja harusnya diurus manajer tidak sampai melibatkan Komisaris utama. Dia pun curiga ada kedekatan khusus antara Wilmar Grup dengan pemerintah.***