BNPT Ungkap Ciri-ciri Penceramah Radikal, Teddy Gusnaidi: yang Gak Suka, Ya Para Teroris dan Pendukungnya

9 Maret 2022, 15:13 WIB
Teddy Gusnaidi respons kritikan terhadap BNPT soal ciri-ciri penceramah radikal /Foto: Instagram/@teddygusnaidi/

SEPUTARTANGSEL.COM - Mantan politisi PKPI, Teddy Gusnaidi menanggapi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang belum lama ini menyampaikan ciri-ciri penceramah radikal.

Namun, pernyataan BNPT soal ciri-ciri kelompok radikal ini dikritik oleh beberapa pihak.

Hal ini lantas membuat Teddy Gusnaidi menyoroti kritikan terhadap pernyataan BNPT tersebut.

Baca Juga: Kemenkes Optimis Perayaan Idul Fitri Tahun Ini Aman dari Ancaman Varian Omicron BA.2

Hal itu disampaikan oleh Teddy Gusnaidi melalui cuitan akun Twitter miliknya pada Rabu, 9 Maret 2022.

Menurut Teddy Gusnaidi, jika ada pihak yang tidak suka atau setuju dengan ciri-ciri dari BNPT, berarti mereka adalah teroris dan pendukungnya.

"Ciri-ciri Penceramah radikal sudah dirilis BNPT. Yang gak suka, ya para teroris dan pendukungnya.. #Simple," cuit Teddy Gusnaidi yang dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @TeddGus pada Rabu, 9 Maret 2022.

Baca Juga: Pemkot Bandung Kembali Raih 2 Penghargaan Bergengsi dari Kemenpan RB

Sebelumnya, Direktur Pencegahan BNPT, Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid mengatakan pernyataan Presiden Jokowi Widodo terkait penceramah radikal merupakan peringatan kuat untuk meningkatkan kewaspadaan nasional.

"Sejak awal kami (BNPT) sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini, karena sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme. Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama," katanya yang dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, Nurwakhid mengungkapkan lima ciri-ciri atau indikator dari penceramah radikal, yaitu pertama, mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan pro ideologi khilafah transnasional. Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

Baca Juga: Sandy Tumiwa Akan Diperiksa Bareskrim Terkait Kasus Wayang Ustadz Khalid Basalamah

Kemudian yang ketiga, menanamkan sikap antipemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian (hate speech), dan sebaran hoaks.

Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas), dan kelima biasanya memiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifaan lokal keagamaan.***

Editor: Taufik Hidayat

Tags

Terkini

Terpopuler