Menag Yaqut Bandingkan Toa Masjid dengan Gonggongan Anjing, Tokoh Betawi Geram: Tak Bijak Beranalogi

25 Februari 2022, 13:40 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas /Dok. Antara Foto/wahyu putro/

SEPUTARTANGSEL.COM - Kritikan terhadap Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, terkait pernyataan yang membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing, masih terus bermunculan.

Menag Yaqut disebut-sebut tidak bijak dalam memberikan pernyataan yang membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing.

Kritikan tersebut datang dari Tokoh Betawi sekaligus Ketua Umum Badan Musyawarah (Bamus), Betawi, Riano P Ahmad.

Baca Juga: Arie Untung Sindir Menag Yaqut Soal Adzan hingga Toleransi Antarumat Beragama: Sejak Dulu Kita Rukun Kok!

Meskipun sudah memberikan klarifikasi bahwa tak ada maksud membandingkan adzan dengan gonggongan anjing, Riano menilai, Menag Yaqut semestinya bisa lebih bijak.

Dia menyampaikan, pengaturan pengeras suara masjid dan musholla seharusnya bisa disampaikan dengan analogi yang lebih bijak, sehingga aturan yang ingin diterapkan bisa lebih mudah dipahami masyarakat.

"Sebenarnya ini karena dia (Menag Yaqut) tidak bijak saja dalam beranalogi. Bagaimana mungkin suara adzan yang suci dan sakral disandingkan dengan gonggongan anjing?," ujar Riano dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Jumat 25 Februari 2022.

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas Bandingkan Suara Toa Masjid dengan Anjing Menggonggong, MS Kaban Minta Jokowi Mundur

Selama ini, pria yang juga Anggota DPRD DKI ini menyebutkan, warga DKI sudah saling bertoleransi, baik antarumat beragama, suku dan golongan.

Sekaligus tidak pernah menganggap suara adzan sebagai masalah.

"Kalau sekarang pemerintah mau mengatur suara adzan, silakan saja. Tapi, kondisi wilayah dan dampak implementasinya saya kira perlu dikomunikasikan dan koordinasi di masing-masing wilayah, bisa lewat DMI masing-masing," ungkapnya.

Baca Juga: Laporan Roy Suryo Terhadap Menag Yaqut Ditolak Polda Metro Jaya, Netizen: Sudah Kuduga

Terpenting, Riano mengharapkan, pemerintah menghormati tokoh agama dan tokoh masyarakat serta kearifan lokal di setiap daerah atau wilayah.

"Menyandingkan seruan shalat dengan gonggongan anjing adalah analogi yang tidak pantas," tuturnya.

Riano juga mengajak seluruh masyarakat di Jakarta tetap menjaga persatuan dalam menyikapi polemik analogi pengeras suara (toa) masjid dan musholla dengan gonggongan anjing.

"Semua mari saling menghormati dan menghargai, jaga persatuan," ucapnya.

Dia mengajak semua pihak saling menjaga toleransi dan mengendalikan diri terkait polemik tersebut.

Sebagai informasi, Menag Yaqut menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2022 mengenai pedoman penggunaan pengeras suara di masjid dan musholla.

Menag Yaqut menyebut perlunya pedoman bersama, tentang pengaturan kebisingan pengeras suara apapun termasuk toa adzan.

Menurut dia, pedoman itu juga bertujuan untuk meningkatkan manfaat dan mengurangi hal yang tidak bermanfaat, sebab di daerah di Indonesia yang mayoritas muslim, hampir di setiap 100-200 meter terdapat masjid atau musala.Tok

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler