SEPUTARTANGSEL.COM - Menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak ditunjuk jabat Pangkostrad oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Penunjukkan menantu Luhut Binsar Pandjaitan itu tertuang dalam Surat Keputusan Jabatan 328 Perwira Tinggi TNI melalui Keputusan Nomor 66/I/2022 tanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhantian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI.
Sontak, diangkatnya Mayjen TNI Maruli Simanjuntak sebagai Pangkostrad itu pun menuai polemik publik.
Menanggapi hal ini, Pakar hukum tata negara Refly Harun pun mempertanyakan independensi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pemutus akhirnya tetap Presiden Jokowi, hanya masalahnya apakah bisa memutuskan secara independen, independently atau sangat dipengaruhi oleh tekanan di kiri-kanannya," kata Refly Harun, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Refly Harun pada Minggu, 23 Januari 2022.
Lebih lanjut, Refly Harun pun menyinggung Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang Mantan Kepala Staf Angkatan Dara (KSAD), Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo.
"Tetapi Pramono Edhie tidak dijadikan Panglima TNI oleh SBY. SBY mungkin karena sudah keburu pensiun atau apa, yang jelas Panglima TNI itu diambilkan dari Angkatan Darat, Moeldoko, sebelumnya juga Widodo A. S. dan bukan Pramono Edhie. Tapi saya tidak tahu di mana missed-nya di sana," ujarnya.
Meski begitu, Refly Harun menilai bahwa fenomena tersebut tidak semasif sekarang.
"Sekarang kan terlihat masif," tuturnya.
Ia memaparkan, hal tersebut terlihat dari anak sekaligus menantu Jokowi yang kini menjabat wali kota. Kemudian, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang merupakan menantu A.M Hendropriyono, orang terdekat Jokowi.
Selanjutnya, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang konon diusulkan oleh Megawati Soekarnoputri, hingga menantu Luhut Binsar Pandjaitan, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak yang ditunjuk sebagai Pangkostrad.
"Mangkannya saya katakan, kalau pattern kekuasaan ini tidak berubah, maka sudah bisa ditebak siapa yang akan jadi Panglima TNI. Tetapi, kalau pattern kekuasaan atau rezim ini berubah, maka bangunan tadi bisa berubah semua. Barangkali ya," ucapnya.
Menurutnya, hal ini lah salah satu alasan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memilih berhenti dari dunia militer.***