SEPUTARTANGSEL.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru yang menyatakan indeks kebahagiaan masyarakat Indonesia naik, Senin 3 Januari 2022.
Berdsarkan data BPS, indeks kebahagiaan Indonesia dari tahun 2017 ke 2021 meningkat 0,8 poin, meski di tengah pandemi.
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyanggah data yang diberikan BPS yang menyebut indeks kebahagiaan naik. Menurutnya, data statistik juga dapat dipakai untuk berbohong.
"Statistik pun bisa dipakai untuk berbohong. Kebahagiaan merupakan kondisi yang kompleks, dikatakan meningkat di Indonesia yang hanya 0,8 poin, dalam situasi pandemi," ujar Pandu Riono sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com, dari akun Twitter @drpriono1, Selasa 4 Januari 2022.
"Ada problema besar dalam pengukuran, 'measurement bias'. Ada problem interprestasi. Kita perlu skeptis," sambung Pandu Riono.
Dalam cuitannya, Pandu Riono juga mengunggah foto tentang definisi kebahagiaan.
"Happines is an attitude. We either make ourselves miserable, or happy and strong. The amount of work is the same. Kebahagiaan adalah sikap. Kita yang membuat diri sengsara, atau bahagia dan kuat. Jumlah pekerjaannya sama," tulis Pandu Riono mengutip quote Carlos Castaneda.
Indeks kebahagiaan diukur oleh BPS melalui Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK).
Sementara itu, dimensi yang diukur ada tiga, yakni kepuasan hidup (life satisfaction), perasa (affect), dan makna hidup (eudaimonia). Pengukuran dilakukan setiap 3 tahun sekali.
Baca Juga: Jawa Timur Jadi Provinsi Paling Bahagia di Pulau Jawa Tahun 2021, Khofifah: Optimis Jatim Bangkit!
Peningkatan indeks kebahagiaan jika dilihat terjadi di hampir seluruh provinsi di Indonesia.
Tiga provinsi dengan peningkatan tertinggi, yakni Jambi, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Utara. Peningkatan masing-masing sebesar 4,72 poin, 3,44 poin, dan 3,00 poin.
Khusus untuk Pulau Jawa, provinsi Jawa Timur menjadi wilayah dengan indeks kebahagiaan paling tinggi, baik dari segi nilai dan kenaikannya. ***