Guru Agama Perkosa 12 Santriwati Hingga 9 Melahirkan, Guntur Romli: Predator, Berkedok Agama!

10 Desember 2021, 08:15 WIB
Politisi PSI, Mohamad Guntur Romli. /Instagram/@gunromli

SEPUTARTANGSEL.COM - Herry Wirawan atau HW pemilik pesantren Tahfidz Madani memperkosa 12 santriwati sampai 9 santrinya melahirkan, di Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.

Herry menggunakan dana bantuan siswa untuk menyewa hotel dan apartemen lalu melakukan pemerkosaan terhadap 12 santrinya di tempat tersebut.

Melihat hal tersebut, Mohamad Guntur Romli atau yang biasa disapa Guntur Romli tampak geram dan menuangkan kekesalannya dalam cuitan di akun Twitter pribadinya @GunRomli pada Rabu, 8 Desember 2021 yang mengatakan bahwa pelaku pemerkosa 12 santriwati tersebut biadab serta predator berkedok agama.

Baca Juga: 9 Bayi Lahir dari Perkosaan Guru HW pada Beberapa Santrinya di Bandung, Guntur Romli: Pelaku Biadab

"Pelaku Biadab! Berkedok Agama! Predator, pemerkosa!," tulis Guntur Romli dikutip SeputarTangsel.com dari akun Twitter @GunRomli pada Jumat, 10 Desember 2021.

Namun, Guntur Romli merasa heran kasus ini baru viral, padahal Herry Wirawan sudah lama ditetapkan sebagai tersangka dan sudah menjalani proses sidang.

"Anehnya selama ini gak ada berita pdhal sidang masuk ke7, stlah diramein twit @nongandah baru muncul berita2, siapa yg lindungi pelaku?," ujarnya.

Baca Juga: Dana Bantuan Madrasah dan Pesantren Rp500 Miliar Diblokir Pemerintah, Komisi VIII Pertanyakan Alasannya

Guntur Romli di dalam cuitan selanjutnya menanggapi berita dari Antara yang berjudul 'PSI: Guru pesantren cabuli santri seharusnya diancam hukuman kebiri'.

Ia mengaku kesal pelaku pemerkosaan di berbagai media tidak disebutkan nama lengkapnya melainkan memakai nama inisial.

"Pelaku Pemerkosa terhadap belasan santriwati di bawah umur, sehingga melahirkan 9 anak: Herry Wirawan menurut PP Nomor 70 Tahun 2020 Dihukum dgn Kebiri Kimia, Pemasangan Alat Pendeteksi Elektronik & Pengumuman Identitas Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Anak. Jangan pake inisial!," kata Guntur Romli.

Baca Juga: Raja OTT KPK Harun Al Rasyid Disingkirkan dengan TWK, Kini Kelola Pesantren di Bogor Jawa Barat

Guntur Romli menduga media jurnalis di Bandung tidak memberitakan kasus ini karena berusaha untuk menutupinya.

"Biadab ya! Anehnya kasus ini lama tertutup rapat2, kalau gak rame dulu di medsos mungkin gak akan diberitakan, anehnya sblum ini kontributor2/jurnalis2 di Bandung gak beritakan, ada apa?," tutup Guntur Romli.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler