Tidak Bisa Bahasa Arab, Menag Yaqut Dibela Mustofa Nahrawardaya

25 November 2021, 07:17 WIB
Humas Partai Ummat Mustofa Nahrawardaya mengomentari bahasa Arab Menag Yaqut. /Instagram @tofatofa_id/

SEPUTARTANGSEL.COM - Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas berkunjung ke Arab Saudi, Senin 22 November 2021.

Dalam kunjungannya, Menag Yaqut bertemu dengan pejabat Arab Saudi. Yang menjadi perhatian, Menag menggunakan penerjemah bahasa Arab. Netizen pun mempertanyakan hal tersebut.

Pro dan kontra mengenai kemampuan bahasa Arab Menag Yaqut, Humas Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya turut berbicara. 

Baca Juga: Menag Yaqut Disebut Tak Bisa Bahasa Arab, Dibela Gun Romli, Mustofa: Ada yang Membela Begini, Malah Tidak Lucu

Menurut Mustofa Nahrawardaya, tidak perlu pembelaan dan alasan jika memang Menag Yaqut tidak bisa berbahasa Arab. Dia memang tidak wajib bisa.

"Biarin aja ada yang membela begini. Dia pikir, kita tidak menonton video," ujar Mustofa Nahrawardaya sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @TofaTofa_id, Rabu 24 November 2021.

"Hahaha.. Padahal, Menteri Agama juga tidak harus bisa bahasa Arab. Tidak ada kewajiban, karena Pak Yaqut menteri semua agama," sambung Mustofa Nahrawardaya.

Baca Juga: Yaqut Cholil Qoumas Gunakan Penerjemah, Netizen: Menag Gak Bisa Bahasa Arab?

Pernyataan di atas dibuat dengan mengunggah foto cuitan Muhammad Guntur Romli, tokoh Nahdlatul Ulama (NU). Ternyata cuitan dimaksudkan untuk menjawab Guntur Romli.

"Gus Yaqut itu bisa bahasa Arab Fusha (resmi). Nah pejabat Saudi sering pakai bahasa Arab aamiyah (pasaran). Ini yang harus didampingi penerjemah. Bahasa Arab kitab-kitab klasik itu beda dengan bahasa Arab percakapan saat ini," ujar Guntur Romli sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @GunRomli, Selasa 23 November 2021.

Baca Juga: Bahasa Arab Disebut Ciri Terorisme, Tifatul Sembiring: Gawat Nih, Umat Islam Sholat Bisa Dituding Teroris Dong

Dalam cuitan selanjutnya, Mustofa Nahrawardaya kembali menjelaskan, memang lebih baik memakai penerjemah. Dengan demikian tidak terjadi salah paham.

Bahkan, Mustofa juga memberi contoh bahasa Inggris yang digunakan oleh Joe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS).

"Bahasa Inggris yang digunakan Presiden Joe Biden, sepertinya paling banyak digunakan," ucap Mustofa Nahrawardaya.

"Namanya aja orang AS, kok pakai bahasa Inggris. Pasti ngaco itu, yak. ​​Jadi, memang lebih nyaman pakai penerjemah, agar tidak salah paham," kata Mustofa Nahrawardaya.

Baca Juga: Ketua MUI Kritik Pernyataan Menag Yaqut: Meski untuk Internal Tetap Tak Benar dan Tak Elok

Pernyataan di atas, tampak seperti membela Menag Yaqut. Namun, itu kalimat sindiran belaka. Apalagi ketika membaca kalimat terakhir dalam cuitan.

"Gimana? Logis nggak pembelaanku?" pungkas Mustofa Nahrawardaya. ***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler