Ketua MUI Kritik Pernyataan Menag Yaqut: Meski untuk Internal Tetap Tak Benar dan Tak Elok

- 26 Oktober 2021, 09:54 WIB
KH Cholil Nafis mengatakan tak elok dan tak benar atas klarifikasi Menang Yaqut tentang Kemenag hadiah untuk NU
KH Cholil Nafis mengatakan tak elok dan tak benar atas klarifikasi Menang Yaqut tentang Kemenag hadiah untuk NU /Foto: Instagram @cholilnafis/
 
SEPUTARTANGSEL.COM-  Pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengenai Kementerian Agama sebagai hadiah Pemerintah kepada Nahdlatul Ulama (NU) yang viral di media sosial menuai protes. 
 
Meski Menag Yaqut telah memberikan klarifikasinya bahwa ia menyampaikannya dalam lingkup internal NU, pernyataan tersebut dianggap tak elok. 
 
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang juga akademisi Cholil Nafis pun mengungkapkan hal tersebut. Melalui Instagramnya @cholilnafis mengungkapkan meski pernyataan Menag Yaqut disampaikan untuk internal, tetapi dilakukan melalui zoom dan disiarkan TV. 
 
 
"Meskipun utk internal tetaplah tak benar dan tak elok. Kan sdh jelas acaranya via zoom dan disiarkan TV. Nyatanya terpublikasi dan viral," unggah Cholil Nafis pada 25 Oktober 2021.
 
Ia juga mengiungatkan Menag Yaqut untuk meminta maaf, apalagi sebagai pejabat publik. 
 
"Tak mau mengalah dan mengakui kesalahan itu berat apalagi sebagai pejabat publik. Klo diawali minta maaf itu akan lebih elok dan mungkin mengurangi kegaduhan," ujar Cholil Nafis mengingatkan. 
 
Sebelumnya pendiri Pondok Pesantren Cendekia Amanah ini juga menyanggah pernyataan Menag Yaqut. Dalam sanggahannya Cholil mencuitkan bahwa Indonesia adalah hadiah dari Allah untuk Bangsa dan Kementerian Agama mengurusi semua agama bahkan kepercayaan. 
 
 
"Indonesia hadiah dari Allah utk bangsa, dan Kementerian agama itu mengurusi semua agama bahkan kepercayaan. Bukan hadiah buat NU saja," protes Cholil Nafis. 
 
Ia juga menjelaskan bahwa soal tokoh-tokoh NU yang berjasa itu untuk bangsa bukan hanya untuk NU saja.
 
"Begitu saat Kiai Hasyim Asy’ari mengeluarkan resolusi jihad utk semua golongan," tambahnya.
 
Sehingga meskipun NU banyak bersentuhan dengan urusan Kementerian Agama tapi tak berarti harus dikuasai oleh NU.
 
 
"NU itu jam’iyah sedari dulu utk semua golongan," protes Cholil Nafis.
 
"Jika masing2 golongan mengkapling kementerian dan lembaga negara maka semangat NKRI dan kebhinekaan akan sirna. Ojok ngasorake (jangan merendahkan-red)," pedsan Cholil Nafis. ***

Editor: Tining Syamsuriah


Tags

Terkait

Terkini

x