SEPUTARTANGSEL.COM - Viral kasus dugaan pelecehan seksual oleh Dekan Fisip Universitas Riau (UNRI) terhadap mahasiswi bimbingan skripsinya belum menemukan titik terang.
Kasus bermula dari pengakuan seorang mahasiswi melalui unggahan video di Istagram @komahi_ur.
Tak ingin nama baik kampus ternodai, pihak UNRI pun membentuk Tim Pencari Fakta guna membongkar tuntas kasus dugaan pelecehan seksual itu.
Wakil Rektor II Unri, Prof Sujianto mengungkapkan, Tim Pencari Fakta dibentuk untuk menindaklanjuti pengakuan yang viral dari mahasiswi tersebut.
"Alhamdulillah, tim pencari faktanya kami sudah bentuk dengan arahan pimpinan," ungkap Sujianto, Jumat, 5 November 2021, dikutip SeputarTangsel.Com dari Realita Riau, portal di dalam jaringan Pikiran Rakyat Media Network (PRMN), Minggu.
Ia juga mengatakan bahwa Tim Pencari Fakta ini nantinya akan diketuai oleh seorang yang independen.
Sujianto juga melanjutkan, pihaknya tidak ingin melibatkan unsur senat dan pimpinan kampus tergabung dalam Tim Pencari Fakta.
"Semua kami cari yang independen, yang memahami terhadap Peraturan Kemendiktiristekdikti Nomor 30 Tahun 2021," lanjutnya.
Ia juga menerangkan, Tim Pencari Fakta ini akan mulai bekerja pada Senin, 8 November mendatang.
Artikel ini telah tayang di Realita Riau dengan judul: "Unri Bentuk Tim Pencari Fakta Selidiki Kasus Pelecehan Seksual, Wakil Rektor II: Unri jadi 'Cemoohan'"
"Kami berjanji tidak akan melakukan kriminalisasi atau intimidasi," terang Sujianto.
Akademisi ini juga menyayangkan tersebarnya kasus pelecehan seksual tersebut ke ranah publik, karena hal ini dapat berdampak kepada rating kampus.
"Betapa sedihnya Unri yang kita sanjung-sanjung, yang kita usahakan untuk naik ratingnya. Dan karena masalah seperti ini kita akan menjadi cemoohan," ungkapnya.*** (Fahmi Rezza Putra/Realita Riau)