SEPUTARTANGSEL.COM- Beredarnya video Kapolres Nunukan Saiful Anwar yang melakukan tindakan kekerasan pada anak buahnya mendapat respons dari Propam Polri dengan melakukan pemeriksaan dan menonaktifkannya.
Meski begitu beredar video permohonan maaf dari korban yang juga anak buah di Polres Nunukan.
Video yang diunggah di Youtube oleh akun @bhineka video dengan judul 'Sudah Ditendang Malah Minta Maaf? Klarifikasi Korban Penganiayaan Kapolres Nunukan' diunggap pada 25 Oktober 2021.
Dalam video tersebut anak buah Kapolres Nunukan Saiful Anwar yang diketahui bernama Bony L, mengungkapkan permohonan maafnya kepada Kapolres Nunukan.
"Selamat malam komandan, senior dan rekan-rekan, terkhusus Bapak Kapolres Nunukan AKBP Saiful Anwar SIk, Saya memohon maaf atas video yang beredar di media sosial karena pada saat mengupload video tersebut tidak berfikir dengan jernih."
"Dengan beredarnya video tersebut saya sangat menyesal dan saya membenarkan bahwa tidak melaksanakan perintah pimpinan."
"Setelah kejadian tersebut saya langsung menghadap Bapak Kapolres Nunukan untuk menyelesaikan secara kekeluargaan."
"Permohonan maaf ini tidak ada unsur paksaan dari siapa pun. Sekali lagi Komandan saya mohon ijin meminta maaf atas kesalahan yang telah saya lakukan. Demikian Komandan, terima kasih."
Baca Juga: Ketua MUI Kritik Pernyataan Menag Yaqut: Meski untuk Internal Tetap Tak Benar dan Tak Elok
Dalam video itu juga diunggah foto saat keduanya melakukan kesepakatan damai.
Unggahah video permintaan maaf tersebut mendapat tanggapan netizen.
"Pasal 1. Pimpinan selalu menang dan benar. Pasal 2. Jika pimpinan salah,lihatlah pasal 1," komentar mas JOE Takgentar.
"Menyedihkan...... Pak Listyo silahkan gunakan kepemimpinan bapak secara bijak dan jernih," komentar retnoaf1 fatimah.
"Jangan kau maafin pak polisi atasanmu salah...jangan takut dimutasi kasus ini dalam pantauan Kompolnas, IPW dan masyarakat luas klo kmu sampai dimutasi pasti akan terjadi gejolak dimasyarakat," tambah Mikail Diaz.
"Untuk kesekian kalinya kita diperlihatkan arogansi aparat (terutama pimpinan) yang tak beradab...," komentar Wildan Rizky. ***