Fadli Zon: Perunggasan Nasional Kondisinya Memprihatinkan, Peternak Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

14 September 2021, 09:07 WIB
Fadli Zon tanggapi para peternak yang kondisinya sedang memprihatinkan, Harga pakan naik, harga jual telur dan daging malah turun /Foto: Instagram/fadlizon/

SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon menyoroti perunggasan nasional yang kondisinya sedang memprihatinkan. Pasalnya, harga pakan ternak naik tak sebanding dengan harga jual daging dan telur yang justru malah sedang turun.

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Fadli Zon mengungkapkan, kondisi para pedaging dan petelur saat ini memprihatinkan.

"Sektor perunggasan nasional, pedaging (broiler) dan petelur (layer), kondisinya sangat memprihatinkan. Harga pakan naik pada saat bersamaan harga jual daging dan telur turun," cuit Fadli Zon, dikutip SeputarTangsel.com dari akun Twitter @fadlizon pada Selasa, 14 September 2021.

Baca Juga: Peta Pikiran Gangguan Sistem Pencernaan Manusia, Buku Tema 3 Kelas 5 SD MI  

"Sektor perunggasan ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, bahkan sekarat. Setiap hari para peternak merugi. Harga pakan jagung dan pakan jadi tiap hari naik harganya, sementara harga daging ayam dan telur ayam justru turun. Untuk telur bahkan bukan turun lagi tapi nyungsep," ujarnya.

Sementara itu, menurut pantauan dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), harga jagung yang merupakan pakan ayam harganya sudah mencapai Rp6.000 sampai Rp6.200 per Kilogram.

Seharusnya harga acuan konsumen untuk jagung dengan kadar air 15% harganya hanya Rp4.500.

Baca Juga: Identifikasi Informasi Teks Eksplanasi Thomas Alva Edison Sang Penemu Bola Lampu PIjar, Buku Tema 3 Kelas 6 SD

Maka dari itu, Fadli Zon meminta pemerintah khusunya Kementan, Kemendagri dan Bulog untuk bisa menstabilkan harga dan menjamin ketersediaan jagung untuk peternak.

"Pemerintah khususnya @kementan, @Kemendagri_RI, dan @PerumBULOG harusnya bisa stabilkan harga dan jamin ketersediaan jagung untuk peternak," tegasnya.

Jika tidak bisa memenuhi produksi jagung dalam negeri, Fadli menyarankan dan memaklumi agar dibuka kran impor jagung.

Baca Juga: Roy Suryo Pertanyakan Harta Jokowi yang Naik Saat Pandemi, Ferdinand Hutahaean: Logikanya Kok Sebobrok Ini

"Kalau tak bisa dipenuhi oleh produksi nasional dan karena darurat, dimaklumi buka kran impor jagung terbatas," tuturnya.

Selain itu, HKTI juga memantau bahwa kenaikan harga jagung tidak dinikmati oleh petani jagung itu sendiri. Justru yang dapat untung adalah para pedagang dan perusahaan pakan ternak.

Sebenarnya, Permendag No.7 tahun 2020 sudah mengatur dengan jelas harga acuan pembelian jagung, di tingkat petani Rp3.150 dan harga acuan penjualan di konsumen Rp4.500.

Baca Juga: BST DKI Jakarta Tahap 7 Tidak Cair? Simak Penjelasannya di Sini  

"Harga di kandang untuk 1 kg telur saat ini berkisar Rp. 14.000-Rp. 15.000. HPP telur untuk harga jagung normal (Rp. 4.500,- red) saja sudah Rp.19.000, peternak sudah rugi Rp.5000 untuk setap 1 kg telur," ujar Fadli.

"Apalagi kalau pakai harga jagung sekarang, ruginya jadi Rp. 6.500 per kg telur. Peternak rugi besar," lanjutnya.

Untuk diketahui, harga acuan 1 kg telur berdasarkan Permendag No. 7 tahun 2020, untuk harga di kandang adalah Rp19.000-Rp21.000, dengan patokan harga jagung Rp4.500.

Baca Juga: Dokter Eva Sri Diana Sebut Aplikasi PeduliLindungi Hanya Tambah Derita Rakyat, Minim Manfaat, Stop Saja

Seharusnya dengan harga segitu, harga acuan telur dengan naiknya harga jagung adalah Rp20.500-Rp21.000 per kg.

Namun, menurut Fadli dengan harga Rp19.000 saja sudah merupakan keajaiban, pasalnya harga telur sekarang berada di harga Rp15.000.

"Ini jangankan pada harga Rp. 21.000, bisa bertahan dengan harga Rp. 19.000 saja sudah keajaiban karena sekarang harga telur di kandang malah turun parah di Rp. 15.000," pungkasnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Tags

Terkini

Terpopuler