Sebut Birokrasi Garuda Indonesia Rusak, Mantan Komisaris Bongkar Ada Kelompok yang Terlalu Berkuasa

13 September 2021, 16:34 WIB
Mantan komisaris maskapai penerbangan Garuda Indonesia menyoroti adanya kerusakan di dalam birokrasi perusahaan Garuda Indonesia /Instagram / @garuda.indonesia/

SEPUTARTANGSEL.COM - Maskapai penerbangan di bawah naungan perusahaan BUMN, Garuda Indonesia hingga saat ini tengah berjuang dari keterpurukan sejak pandemi Covid-19 mulai melanda Tanah Air.

Garuda Indonesia dihadapkan pada berbagai permasalahan. 

Sebelumnya Garuda Indonesia dikabarkan mengalami kesulitan membayar beban utang perusahaan setiap bulan. 

Baca Juga: Taliban Sebut Tugas Perempuan Afghanistan Hanya Melahirkan, Budiman Sudjatmiko: Ngakunya Moderat

Kini diberitakan Garuda kalahnya atas kasus gugatan pembayaran sewa pesawat terhadap salah satu lessor di London Court of International Arbitration (LCIA).

Polemik permasalahan yang tengah dihadapi maskapai penerbangan itu pun mengundang mantan komisaris, Peter F. Gontha untuk buka suara atas bobroknya birokrasi yang ada di dalam tubuh Garuda Indonesia.

Melalui cuitan akun Twitter pribadinya @petergontha pada 11 September 2021, mengungkapkan penyebab rusaknya birokrasi Garuda Indonesia lantaran adanya kelompok-kelompok yang ingin menguasai maskapai penerbangan tersebut.

Baca Juga: Ketua Partai Demokrat Banten Bubarkan HUT Kubu Moeldoko, Tagar Tenggelamkan Begal Demokrat Trending di Twitter

"Salah Satu penyebab rusaknya tatanan Garuda adalah karena adanya kelompok-kelompok di dalam Perusahaan Garuda (Bukan BUMN) yang terlalu berkuasa," ujar Peter, seperti dikutip SeputarTangsel.Com dari unggahan Instagram @petergontha, pada Senin, 13 September 2021.

Menurut Peter, kelompok penguasa tersebut memiliki tujuan untuk menyandera perusahaan demi mencapai kepentingan pribadi.

"Dan terus menerus menyandera perusahaan untuk kepentingannya sendiri," ujar Peter.

Baca Juga: Hotman Paris Tanggapi Perkembangan Perundungan dan Pelecehan di KPI: Ini Sudah Jadi Kasus Nasional

Peter menilai dengan adanya perencanaan perusahaan untuk mengurangi jumlah pesawat, maka akan menjadikan mereka sendiri sebagai korban.

"Sekarang dengan rencana pengurangan pesawat maka mereka yang menjadi korbannya sendiri," ujar Peter.

Selain itu, mereka harus bersiap untuk kehilangan pekerjaan hingga segalanya.

"Tidak mempunyai pekerjaan dan akan kehilangan segalanya," tutur Peter.

Hancurnya birokrasi maskapai penerbangan itu juga diakibatkan adanya pengaruh kelompok penguasa terhadap koleganya.

Baca Juga: Rocky Gerung Tuntut Ganti Rugi Rp1 Triliun pada Sentul City, Ferdinand Hutahaean: Maling Kok Mau Nuntut

Namun, Peter berharap meski kini jumlah armada yang sedikit tidak lantas membuat Garuda Indonesia berhenti untuk mengudara.

"Itulah kalau beberapa orang mempengaruhi koleganya. Semoga Garuda tetap terbang meski dalam jumlah armada yg jauh lebih sedikit," ujar Peter.

Di samping itu, Peter masih menaruh harapan kepada para kelompok yang masih mempunyai hati nurani untuk tidak mengikuti jejak kelompok yang haus akan kekuasaan.

Baca Juga: Jaringan BIN dan Lembaga Negara Dikabarkan Disusupi Peretas China, Roy Suryo: Wajar karena Sangat Terbuka

"Kita lihat perkembangannya yang mana yang akan jalan terus dan mana yang angkat bendera putih. Semoga yang masih punya hati tidak ikut2 an," kata Peter. ***

Editor: Tining Syamsuriah

Tags

Terkini

Terpopuler