Kuliti Parpol-parpol, Refly Harun: Faksi Fahri Hamzah dan Anis Matta Tidak Goyangkan PKS  

7 September 2021, 22:28 WIB
Refly Harun menyoroti kepemimpinan dalam partai politik Indonesia yang tidak demokratis /Tangkapan layar YouTube Refly Harun./

SEPUTARTANGSEL.COM – Pakar hukum tata negara, Refly Harun, menguliti tradisi demokrasi partai-partai politik (parpol) di Indonesia yang memiliki wakil di parlemen.

Refly Harun menyebut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) beruntung dengan kepemimpinan yang  tidak pernah berganti sejak partai berdiri.

Sementara Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai Refly lebih mapan dalam kepemimpinan.

Baca Juga: Doakan Fahri Hamzah Akrab dengan Jokowi Hingga 2024, Gus Umar: Semoga Bisa Gantikan Fajrul atau Moeldoko

Secara umum, ulas Refly, partai-partai politik besar di Indonesia hampir tidak ada yang memiliki tradisi demokrasi.

“Di Indonesia, partai-partai politik besar tidak punya tradisi demokrasi walaupun mengaku partai demokrasi,’ ujar Refly Harun, dikutip SeputarTangsel.Com, dari kanal Youtube Refly Harun, Selasa 7 September 2021.

Di antara partai-partai yang kini perwakilannya ada di DPR RI dan pemerintahan, Refly menyoroti khusus Partai Golkar dan PKS.

“Hanya Golkar dan PKS yang sebenarnya relatively lebih mapan dalam kepemimpinan. Bahkan PKS hampir tidak ada riak. Walaupun ada faksi Anis Matta dan Fahri Hamzah, tidak menggoyangkan PKS,” ujar Refly Harun.

Baca Juga: Yusuf Mansur Disomasi Peserta Investasi Patungan Usaha, Refly Harun: Ini Masalah Keadilan  

Sementara itu, Partai Amanat Nasional (PAN) juga lebih baik, karena Amien Rais sebagai pendiri tidak pernah berambisi menjadi Ketua Umum selamanya. Amien mencotohkan jabatan Ketua Partai hanya cukup satu periode saja.

Khusus untuk PDIP, lanjut Refly, seperti diketahui banyak orang, kepemimpinannya tidak pernah berganti sejak partai berdiri.

“Fortunately sukses, Namun, itu bukan contoh yang baik, karena suksesnya digantungkan pada charisma trah Bung Karno, bukan kerja kaderisasi partai politik,” ungkap Refly Harun.

Pertanyaannya, apakah partai kuat mengakar? Dikhawatirkan PDIP menjadi partai massa yang diombang-ambingkan figure kuat sepeninggal Megawati.

Baca Juga: Jansen Sitindaon Tertawa dan Sindir PDIP yang Janjikan APBN Bebas Defisit dan Utang Luar Negeri

“Tantangan bagi PDIP adalah menyiapkan regenerasi yang baik saat Megawati tidak berkuasa lagi,” ujar Refly Harun

Refly kemudian menyebutkan beberapa orang yang mungkin menjadi pimpinan PDIP dan capres partai berlambang banteng moncong putih. Ada Ketua BIN, Puan, hingga Ganjar Pranowo.

Namun di mata partai, Ganjar bukan tokoh senior. Apalagi jika partai masih ingin mengedepankan trah Bung Karno. Meski ke bawah, sosok Ganjar sangat kuat.

Baca Juga: Komentari Deklarasi Dukungan Ganjar, Christ Wamea: Hanya Akan Benturkan dengan Puan

“Oleh karena itu, membuat Ganjar Pranowo menjadi Capres PDIP tidak mungkin, karena khawatir dia mengambil alih kepemimpinan partai,” ujar Refly Harun.

Skenario terbaik PDIP, seharusnya Capres sekaligus pimpinan partai. Namun, Puan Maharani dinilai Refly Harun tidak pernah menjadi aktor yang diperhitungkan dalam Capres 2024.

“Sesungguhnya kita menginginkan partai yang betul-betuk demokratis di Republik ini dan berkontribusi [ada demokrasi. Bukan partai yang memunculkan ketakutan,” ujar Refly Harun di akhir pernyataan. ***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler