SEPUTARTANGSEL.COM - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera menanggapi kesenian mural yang akhir-akhir ini selalu menjadi bahan perbincangan publik.
Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Mardani mengatakan bahwa mural merupakan sebuah energi positif untuk mengontrol rezim yang sedang berkuasa.
"Mural (kritik) adalah energi positif untuk memaksa rezim, siapa pun termasuk kalau @PKSejahtera diizinkan Allah berkuasa, maka rezim yang pegang harus selalu dikontrol dan rendah hati," cuit Mardani dikutip SeputarTangsel.com dari akun Twitter @MardaniAliSera pada Senin, 6 September 2021.
Selanjutnya, Mardani juga menjelaskan bahwa penguasa memiliki fasilitas dan juga mandat yang diberikan kepada dalam mengelola negara.
"Karena mereka punya aparat, anggaran, kekuasaan, mereka diberikan mandat," lanjutnya.
Maka dari itu, PKS siap memberikan advokasi terhadap para seniman mural yang merasa terancam dalam memberikan ide gagasannya di ruang publik.
"PKS siap mengadvokasi jika seniman mural merasa terancam karena mengekspresikan gagasannya," ujar Mardani.
Baca Juga: Presiden Jokowi Hadiri Deklarasi untuk Berikan Dukungan kepada Ganjar Pranowo? Cek Faktanya
Namun, tetap harus memakai standar-standar yang sudah ada dan tidak melenceng dari aturan yang ada.
"Meskipun tetap, nuwun sewu, standar-standarnya harus ada. Tempat mural yang tidak mengganggu publik, jati diri yang jelas, pesan yang tajam," ungkapnya.
Cuitan dari Mardani pun dapat tanggapan dari beberapa netizen.
"Termasuk siap menerima yg konten mural nya tak pantas Pak?.. khan yg jadi persoalan itu karena isi nya dinilai tak pantas," komen akun @iruv_veldy.
Baca Juga: Chika JKT48 Aktif Lagi di Media Sosial, Netizen: Emang Udah Boleh Main Sosmed?
"Ngr tetangga makin maju disini ada bbrp pihak masih sibuk GORENG mural, mereka ini bs makin tertinggal jauuuujh," tulis akun @Bambang_Budimab.
"Advokasi juga anggotanya jangan sampai banyak kunci kunci tambahan," ujar akun @kangdede66.
"Ngomong enak. kenyataanya lain bro mardani," kata akun @MulyaYa22.
Sebelumnya, keberadaan mural kritikan terhadap pemerintahan yang dihapus menimbulkan berbagai macam pro dan kontra di kalangan masyarakat umum.***