Soroti Vonis Juliari Batubara, Nicho Silalahi: Hukum Saat Ini Menjadi Milik Para Keparat  

24 Agustus 2021, 07:49 WIB
Nicho Silalahi menyoroti vonis Juliari Batubara /Foto: Instagram @nicho_silalahi/

 

SEPUTARTANGSEL.COM – Nicho Silalahi, aktivis Pro Demokrasi ikut menyoroti vonis yang diberikan kepada Juliari Batubara.

Menurut Nicho Silalahi yang belakangan mengkritisi pemerintah melalui akun Twitternya, hukum saat ini tidak adil. Beberapa orang diberi keringanan hukuman, sementara lainnya maksimal.

Hukum saat ini menjadi milik para ‘keparat’, panggilan Nicho Silalahi kepada para pemberi keputusan dan vonis di pengadilan yang berat sebelah.

Baca Juga: BRI Liga 1 dan Liga 2 Dipastikan Digelar 27 Agustus, Kapolri: Beri Izin Penyelenggaraan dengan Prokes

“Hukum saat ini menjadi milik para keparat untuk bahan dagangannya,” ujar Nicho Silalahi pada cuitannya di akun Twitter @NIcho_Silalahi dikutip SeputarTangsel.Com, Senin 23 Agustus 2021.

“Koruptor dituntut ringan sedangkan para nasionalis yang menjadi scammer untuk menyeret masuk mata uang asing ke negeri ini dituntut dengan maksimal,” ucap Nicho Silalahi masih dalam cuitan yang sama.

Pada akhir cuitannya Nicho mempertanyakan, masihkah diam dengan fenomena ketidakadilan yang sudah kerap terjadi dan menyematkan tagar ‘People Power Selamatkan RI’.

Seperti diketahui, Juliari Batubara, mantan Menteri Sosial, divonis majelis hakim Pengadilan Tidak Pidana Korupsi (Tipikor) yang diketuai oleh Muhammad Damis, Senin 23 Agustus 2021.

Baca Juga: Rizal Ramli Komentari Mural Kritik Sosial yang Dihapus, Menakutkan

Dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara Juliari divonis 12 tahun penjara, dan wajib membayar Rp500 juta dengan subsider penjara 6 bulan, serta membayar uang pengganti Rp14.597.450.000,00 dan dicabut hak politiknya selama 4 tahun.

Hal yang memberatkan hukuman di mata para hakim, adalah korupsi di tengah pandemi Covid-19 dan tidak mengakui kesalahan yang dibuat.

Sementara hal yang meringankan, yaitu belum pernah melakukan tindakan melanggar hukum sebelumnya, bersikap kooperatif, dan  sudah cukup menderita karena dicaci dan dihina masyarakat. ***

Editor: Tining Syamsuriah

Tags

Terkini

Terpopuler