Polemik Pesawat Kepresidenan Dicat Merah Putih, Ali Syarief: Dendam dan Benci Warna Parpol, Rakyat Jadi Korban

4 Agustus 2021, 15:52 WIB
Pesawat kepresidenan RI /Foto: Twitter/@alvinlie21/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pengecetan ulang pesawat kepresidenan menjadi warna merah dan putih itu kini menjadi polemik yang kian ramai diperbincangkan publik.

Masyarakat menilai bahwa pengecatan pesawat kepresidenan merah-putih itu sebagai bentuk pemborosan anggaran di saat Tanah Air tengah kesulitan menghadapi pandemi Covid-19. 

Di sisi lain, sejumlah kalangan juga menyinggung makna atas perubahan warna pesawat kepresidenan RI merah-putih tersebut.

Baca Juga: Luhut Sebut Herd Immunity Sulit Dicapai, Epidemiolog UI Tegaskan: Herd Immunity Itu Mitos, Bang Luhut!

Lantas hal ini mendorong Akademisi Cross Culture Ali Syarief untuk ikut memberikan komentarnya terhadap pengecetan ulang pesawat kepresidenan yang sebelumnya berwarna biru-putih menjadi merah-putih.

Kritikan itu telah disampaikan oleh Ali Syarief melalui cuitan akun Twitter pribadinya @alisyarief pada Rabu, 4 Agustus 2021.

Menurut Ali Syarief, perubahan warna pesawat kepresidenan itu pertanda adanya dendam dan kebencian terhadap warna partai politik.

Baca Juga: Innalillahi Telah Pergi untuk Selamanya, AHY Berduka Atas Meninggalnya Gacho Sunarso

"Dendam dan Kebencian soal warna PARPOL," kata Ali Syarief, seperti dikutip Seputartangsel.com dari aku Twitternya. 

Akibat dari dendam terhadap suatu partai politik, kata Ali Syarief, maka rakyat yang kembali menjadi korban lantaran telah membelanjakan uang rakyat untuk mengganti warna pesawat.

"Biru VS Merah, akhirnya yg jadi korban "duit belanja hak rakyat" dibelanjakan untuk ganti baju Pesawat," ujar Ali Syarief dalam pernyataan.

Baca Juga: Sebut Presiden Jokowi Pernah Kritik SBY Soal Pesawat Kepresidenan, Politisi Demokrat: Nolak Malah Terus Pakai

Ali Syarief menduga bahwa pesawat kepresidenan yang dicat ulang itu seolah seragam negara yang diganti dengan warna partai tertentu.

"Seragam negara diganti dengan atribut warna partai," ujar Ali Syarief.

Menurut Ali Syarief, keputusan pemerintah untuk merubah warna pesawat kepresidenan itu terkesan seperti anak kecil.

"Kelihatan sangat kanak-kanakan," ujar Ali Syarief.

Meski demikan, rakyat yang menjadi korban atas polemik tersebut.

Baca Juga: Ade Armando Sindir Anies Baswedan Soal Sumbangan Bodong Rp2 T Anak Akidi Tio? Christ Wamea: Otaknya Roh Jahat

"Tetap yang jadi korban adalah rakyat beresiko," ujar Ali Syarief.

Sementara itu, pengamat penerbangan Alvin Lie telah menaksirkan biaya untuk pengecatan pada pesawat hingga mencapai Rp2 miliar.

Biaya untuk pengecetan ulang pesawat kepresidenan itu pun telah diklarifikasi oleh Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono.

Meski Heru Budi Hartono tidak menyebutkan biaya secara detail, anggaran yang dikeluarkan negara untuk pengecetan pesawat RI A-001 Boeing 737-8U3 (BBJ 2) itu berkisar Rp1 miliar hingga Rp2 miliar.

Baca Juga: Survei Indostrategic: Anies-AHY Ungguli Prabowo-Puan

Adapun alasan pemerintah Indonesia melakukan pengecetan ulang itu sudah termasuk ke dalam perawatan pesawat kepresidenan.

"Pengecatan Pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia pada 2020. Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ," tutur Kasetpres Heru Budi Hartono.

Heru Budi Hartono juga menegaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan pesawat kepresidenan itu sudah dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).***

Editor: Muhammad Hafid

Tags

Terkini

Terpopuler