SEPUTARTANGSEL.COM - TNI Angkatan Laut (AL) menyebut bahwa kemungkinan tenggelamnya KRI Nanggala 402 yang menewaskan total 53 awaknya disebabkan oleh faktor alam.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal, Laksamana Muda Muhammad Ali.
Menurut Ali, arus bawah laut menjadi faktor yang paling berpengaruh saat kapal selam menyelam.
Baca Juga: Peristiwa Pasca Piala Menpora, Kapolri dan Menpora Dituntut Minta Maaf
Karenanya sebelum beroperasi, awak kapal selalu melihat panduan untuk menyampaikan kondisi daerah seperti faktor oseanografi maupun hidrografi.
"Faktor alam ini juga ada yang dinamakan internal solitary wave, yang berdasarkan informasi dari beberapa pakar dan ahli oseanografi, itu ada arus bawah laut yang cukup kuat yang bisa menarik secara vertikal," kata Ali, dikutip Seputartangsel.com dari PMJ News pada hari Rabu, 28 April 2021.
Sementara itu, Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto, tepat pada 21 April 2021 lalu di mana KRI Nanggala 402 pertama kali dilaporkan hilang kontak, sedang terjadi internal wave di Laut Utara Bali.
Baca Juga: Jelang Hari Buruh, KSPI Prediksi Buruh Dari 24 Provinsi Turun ke Jalan
Hal itu ditangkap oleh satelit Himawari-8 milik Jepang dan Satelit Sentinel milik Eropa.
"Kalau kita terkena Internal Wave, maka itu adalah kehendak alam. Tentunya para prajurit tidak bisa melakukan peran kedaruratan walaupun mereka sudah siap berada di pos tempurnya masing-masing," kata Iwan.
Sebelumnya, KRI Nanggala 402 pertama kali dinyatakan hilang kontak pada 21 April 2021 ketika sedang akan melakukan uji coba penembakan torpedo di Laut Utara Bali.
Empat hari setelah dilakukan pencairan, kapal selam buatan Jerman pada 42 tahun lalu itu ditemukan di kedalaman 838 meter dalam kondisi terbelah menjadi tiga bagian, sementara seluruh awak yang sedang bertugas dinyatakan gugur.***