SEPUTARTANGSEL.COM - Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggabungkan dua kementerian sekaligus, yakni Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud), serta mendirikan Kementerian Investasi sudah disahkan oleh DPR RI dalam Rapat Paripurna pada hari Jumat, 9 April 2021 kemarin.
Sayangnya, kebijakan Jokowi terkait hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra dari berbagai pihak.
Salah satunya adalah Politisi Partai Demokrat, Herman Khaeron.
Melalui akun Twitter pribadinya, Herman mengatakan bahwa penggabungan dua kementerian tersebut telah menunjukkan bahwa pemerintah tidak mementingkan riset dan tekonologi (ristek).
Dia menilai, dibandingkan dengan ristek, pemerintah justru lebih mementingkan investasi di dalam negeri.
Menyambung perkataan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, Herman mengajak untuk berdagang.
Baca Juga: Andi Arief Sebut Hukuman Bagi Syahganda, Jumhur, dan Habib Rizieq Adalah Bentuk Ketidakadilan
Baca Juga: Gempa 6,1 SR di Malang Robohkan Banyak Rumah Warga, Pusat Gempa di Kedalaman 80 km Kepanjen Malang
"Kemenristek akan digabung ke Kemendikbud, sepertinya pemerintah memandang tidak penting ristek, lain halnya dengan BKPM yang naik kelas menjadi Kementrian Investasi. Benar kata mendag Lutfi, mari kita dagang," kata Herman, dikutip Seputartangsel.com dari akun Twitter @akang_hero pada hari Sabtu, 10 April 2021.***