SEPUTARTANGSEL.COM - Seorang pegawai PT Pelni dipecat setelah mengundang seorang penceramah yang dianggap radikal ke dalam acara pengajian.
Menurut keterangan Komisaris PT Pelni Dede Budhyaryo, pemecatan pegawai tersebut dilakukan sebagai langkah serius pihaknya untuk memerangi paham radikalisme.
Menanggapi kejadian tersebut, mantan Relawan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Mustofa Nahrawardaya meminta agar jangan sampai madzab agama diseret ke BUMN.
"Jangan sampai madzab agama diseret2 ke BUMN. Sampai2 ceramah agama mereka pun dibatalkan," kata Mustofa, dikutip Seputartangsel.com dari akun Twitter @TofaTifa_id pada hari Sabtu, 10 April 2021.
Mantan Caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, jika seluruh pihak ingin serius dalam memerangi radikalisme, maka para penceramah yang dianggap radikal harus dicabut hak berceramahnya dan tolak pembayaran pajaknya.
"Kalau mau serius, maka perlakukan para penceramah itu secara total. Misalnya, cabut hak berceramahnya. Tolak juga pembayaran pajaknya," tegasnya.
Baca Juga: Jadwal Acara TV di Trans7 Hari Ini, Sabtu 10 April 2021, Ada Movievaganza dan On The Spot
Kemudian, dia menyindir keras pemerintah yang masih menerima pajak dari para tokoh yang dianggap radikal.
"Jangan dilarang ceramahnya, tapi pajak tetap diminta," ujarnya.***