Aksi Teror di Makassar dan Mabes Polri Disebut Rekayasa, Edi Hasibuan Naik Pitam, Ini Komentarnya

6 April 2021, 10:52 WIB
Densus 88 / Sumber: Tribrata News/


SEPUTARTANGSEL.COM - Kasus terorisme yang belakangan terjadi di Indonesia dinilai sebagai hasil rekayasa belaka oleh sekelompok orang.

Dua aksi teror yakni di Gereja Katedral Makassar dan penyerangan di Markas Besar (Mabes) Polri terpampang jelas korban.

Anggapan rekayasa ini membuat Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Dr Edi Hasibuan naik pitam.

Baca Juga: Natalius Pigai Sebut Pejabat RI Diam-diam ke Singapura untuk Berjudi hingga Korupsi, Netizen: Wah Sering

Baca Juga: Innalilahi, Sosok Ulama Karismatik Banten Meninggal

Bahkan dia mengecam kelompok yang menuding aksi teror tersebut sebagai rekayasa.

"Kami melihat tuduhan adanya rekayasa keterlaluan. Itu pemikiran yang ngawur. Mana mungkin teror bisa direkayasa," kata Edi dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa 6 April 2021.

"Semua bukti sangat jelas. Korbannya juga sangat jelas. Peristiwanya juga sangat jelas. Mana mungkin polisi bisa merekayasa," imbuhnya.

Baca Juga: Alhamdulillah, Arab Saudi Izinkan Umrah Selama Ramadhan, Ini Syaratnya

Baca Juga: Innalillahi, Presiden Malioboro, Umbu Landu Paranggi Meninggal Dunia

kata mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini.

Mantan anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ini mengajak masyarakat untuk sama-sama melawan teror yang menimbulkan ketakutan bagi masyarakat.

"Jangan kita biarkan teror terus bermunculan dan menimbulkan ketakutan di masyarakat. Kami ajak semua masyarakat melawan teror demi keamanan negeri kita" ucapnya.

Baca Juga: Hati-Hati, Masker Medis Palsu Banyak Dijual di Pasaran

Pakar hukum kepolisian dari Universitas Bhayangkara Jakarta ini juga mengajak masyarakat untuk terus memberi dukungan kepada Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri dan seluruh jajaran Polri atas kerasnya melakukan penegakan hukum dalam aksi teror.

"Mari kita dukung dedikasi dan loyalitas Polri yang siang malam bekerja demi melindungi masyarakat dari berbagai ancaman teror," katanya.

Seperti diketahui, telah terjadi dua aksi teror berupa bom bunuh diri dan penyerangan di Mabes Polri.

Baca Juga: PPKM Berbasis Mikro Diperpanjang, Cakupan Diperluas 5 Provinsi

Teror bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral Hati Yesus Maha Kudus, Kota Makassar, pada Minggu 28 Maret 2021.

Dalam aksi teror ini, menyebabkan dua orang pelaku tewas ditempat dan terdapat 19 orang lainnya luka-luka.

Usai kejadian tersebut, polisi melakukan penyisiran dan menangkap 23 orang yang terlibat dalam aksi teror bom bunuh diri.

Sebanyak 13 orang ditangkap di Makassar, lima orang ditangkap di Jakarta, Bekasi dan Bima, Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga: Wakil Ketua DPR Tegaskan Indonesia Harusnya Bersyukur Dengan Keberagaman Yang Dimiliki

Selain itu, polisi juga menangkap orang yang diduga sebagi perakit bom yang digunakan oleh pasangan suami istri itu.

Sementara aksi teror yang terjadi di Mabes Polri berupa penyerangan dengan menggunakan senjata api oleh seorang perempuan terjadi pada Rabu, 31 Maret 2021 di halaman Mabes Polri, Jakarta.

Pelaku yang seorang diri langsung tewas di tempat usai ditembak oleh polisi saat melakukan penyerangan.

Polisi juga telah menangkap seseorang di Aceh karena menjual senjata via daring kepada wanita yang menyerang Mabes Polri.***

Editor: Muhammad Hafid

Tags

Terkini

Terpopuler