Indonesia Terus Kejar Target Energi Terbarukan 2030

5 April 2021, 18:26 WIB
Ilustrasi bola lampu. /Sumber: Pixabay / Jukka Niittymaa/

SEPUTARTANGSEL.COM – Indonesia saat ini membutuhkan investasi sebanyak US$ 167 miliar untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dengan membangun 56 Giga Watt (GW) pembangkit energi hijau.

Direktur Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Medrilzam mengatakan,"Kita membutuhkan total investasi sektor EBT sekitar 167 miliar dolar AS untuk mencapai target penurunan emisi di tahun 2030, dengan membangun 56 GW tambahan pembangkit EBT.”

Namun hasil riset yang dilakukan perusahaan teknologi dan energi asal Finlandia, Wartsila Energy menyatakan bahwa Indonesia perlu membangun pembangkit energi hijau lebih dari 92 Giga Watt untuk mencapai pemanfaatan 100 persen energi terbarukan yang hemat biaya dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Liburan Paskah, Bagaimana Arus Balik ke Jakarta?

Baca Juga: Waspada, Cuaca Ekstrem akan Terjadi di Beberapa Wilayah Indonesia

"92,6 Giga Watt aset fleksibel diperlukan agar sistem energi Indonesia dapat berjalan menggunakan 100 persen energi terbarukan dengan biaya yang rendah," kata Kari Punnonen selaku Director Australasia Wartsila Energy.

Wartsila Energy telah menelaah peningkatan kebutuhan yang signifikan sehingga memungkinkan Indonesia ke depan dengan 100 persen energi terbarukan.

Indonesia membutuhkan dua teknologi utama untuk melakukan peralihan Indonesia ke jaringan listrik yang diberdayakan energi terbarukan. Yaitu sistem penyimpanan energi berkapasitas lebih dari 92 Giga Watt dan tenaga gas fleksibel berkapasitas lebih dari 10 GW yang mampu beroperasi dengan bahan bakar nabati (BBN) dan bahan bakar masa depan.

Baca Juga: Kapolri Nyatakan Rangkaian Perayaan Paskah di Tanah Air Berjalan Aman

Baca Juga: Menteri Agama Ajak Pemuda Muhammadiyah Kolaborasi Dakwah Kebangsaan

Jika Pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar terhadap energi terbarukan maka sangat mungkin di masa depan Indonesia dapat memproduksi bahan bakar dan energi yang netral karbon di masa depan.

Kari Punnonen menjelaskan bahwa pada bulan Maret lalu, PBB memperingati Indonesia agar segera melakukan dekarbonisasi dan menggencarkan untuk membangun energi terbarukan.

"Laporan iklim PBB di bulan Maret memberikan pesan yang jelas bagi Indonesia, untuk dekarbonisasi dengan biaya yang rendah, tingkat energi terbarukan yang tinggi harus ditingkatkan per 2030," ujar Kari Punnonen.

Baca Juga: Menteri Agama Tegaskan Indonesia Komplit Dengan Perbedaan dan Kementerian Agama Untuk Semua Agama

Baca Juga: Ada Menteri Kabinet Ingin Ikut Pilpres, Ormas: Sebaiknya Segera Mengundurkan Diri

Dikutip dari Antara, Indonesia memiliki rencana besar yaitu target bauran energi hijau sebesar 23 persen tahun 2025 melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan target memangkas emisi sebesar 29 persen dari baseline di tahun 2030 sesuai kesepakatan Paris.

"Bauran energi saat ini berada di angka 11,5 persen dari target sebesar 23 persen. Sebagai upaya mencapai target tersebut, dilakukan banyak dorongan kepada pengembangan EBT, baik dalam bentuk peraturan, stimulus, maupun insentif," kata Medrilzam.***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler