Kerusakan Hutan di Sumatera Selatan Membuat Aktivis Lingkungan Prihatin

8 Januari 2021, 21:15 WIB
Ilustrasi penebangan hutan secara liar. /Sumber: Pixabay / Picography/

SEPUTARTANGSEL.COM – Kerusakan hutan di provinsi Sumatera Selatan hingga 2021 terus berlangsung.

Situasi itu membuat aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) di provinsi itu prihatin.

Direktur Eksekutif Walhi Sumatera Selatan M Hairul Sobri mengatakan,"Kerusakan hutan hingga kini terus berlangsung. Jumlahnya cukup luas. Ratusan hingga ribuan hektare.”

Untuk itu Walhi mengajak masyarakat Sumatera Selatan bersama-sama melindungi hutan dari kerusakan untuk menanggapi kondisi kerusakan hutan yang parah. Baik akibat faktor alam maupun ulah manusia.

Baca Juga: Tambang Ilegal Rusak 5.000 Ha Hutan Lindung di Nagan Raya

Baca Juga: Amien Rais Sebut Politisi Ini Sekular atau Atheis, Begini Penjelasannya

"Hutan Sumatera Selatan luasnya mencapai 3,5 juta hektare. Rawan mengalami kerusakan seperti terbakar pada saat musim kemarau dan kegiatan penebangan liar sehingga diperlukan perhatian masyarakat untuk bersama-sama melakukan upaya perlindungan dari kedua faktor penyebab kerusakan itu," ujarnya di Palembang pada Jumat, 8 Januari 2021.

Setiap tahun ribuan hektare hutan di provinsi ini mengalami kerusakan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan pendataan aktivis lingkungan.

Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan hutan yang semakin parah dan pada akhirnya bisa menyebabkan kepunahan dan menimbulkan berbagai bencana ekologis pada musim hujan.

Baca Juga: WALHI Sebut Perubahan Fungsi Hutan Mengakibatkan Banjir di Aceh

Baca Juga: Lanjutan Sidang Praperadilan Habib Rizieq, Pihak Polda Metro Sodorkan Satu Koper Bukti Tertulis

M Hairul Sobri menyebutkan bahwa untuk menghentikan kerusakan hutan tersebut diperlukan peran serta semua pihak dan lapisan masyarakat guna mencegah aksi penebangan liar dan terjadinya kebakaran hutan dengan aksi nyata. Seperti melarang kegiatan penebangan pohon dan berpartisipasi melakukan pemadaman jika melihat api membakar semak-semak dan pohon di kawasan hutan sekitar tempat tinggal.

"Masyarakat harus berani melarang orang-orang yang melakukan penebangan pohon di hutan tanpa izin yang sah, jika telah dilarang dan praktik penebangan liar itu tetap berlanjut diharapkan segera melaporkannya kepada aparat kepolisian terdekat," katanya.

Aparat kepolisian diharapkan merespon laporan masyarakat dengan cepat dan menindak tegas pelaku penebang pohon dan orang-orang yang membiayai atau penadah hasil illegal logging itu.

Baca Juga: Walhi: Kondisi Hutan Sulawesi Selatan Makin Kritis

Baca Juga: Merasa Dicatut, Warga Akhirnya Bersepakat Menolak Deklarasi Tentara Allah di Kabupaten Bandung Barat

Direktur Eksekutif Walhi Sumatera Selatan berharap pelbagai langkah antisipasi dan upaya melindungi hutan dapat menjadikan kerusakan hutan tidak semakin parah dan ancaman bencana ekologis seperti banjir dan tanah longsor pada setiap musim hujan dapat diminimalkan. Seperti dilansir Seputartangsel.com dari Antara.

Sementara Plt Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Selatan Panji Tjahjanto menjelaskan bahwa kerusakan hutan di provinsi ini cukup luas.

Dia menyebutkan kawasan hutan yang mengalami kerusakan dalam kondisi kritis mencapai seperlima dari 3,5 juta ha luas total kawasan hutan Sumatera Selatan.

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler