Prabowo Subianto Ke Edhy Prabowo: 25 Tahun Lalu Diangkat dari Selokan, Ini Balasannya ke Saya?

5 Desember 2020, 20:43 WIB
Edhy Prabowo dan Istri, Iis Rosita Dewi saat foto bersama Prabowo Subianto. /Foto: Instagram@iisedhyprabowo//

SEPUTARTANGSEL.COM - Kasus korupsi terkait ekspor benih lobster yang menyeret eks Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo beberapa waktu ternyata membuat luka hati Prabowo Subianto.

Pasalnya, Edhy Prabowo merupakan ajudan sang Menteri Pertahanan (Menhan) RI tersebut yang sudah sejak lama ia angkat.

Namun, Prabowo tampak bungkam dengan apa yang terjadi kepada ajudan kesayangannya itu.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan Capai 342 yang Gugur Karena Corona, IDI: Peringatan Kepada Kita untuk Tetap Waspada

Meski demikian, Ketua Umum Partai Gerindra ini merasa kecewa, bahkan merasa dikhianati oleh Edhy.

Kekecewaan Prabowo diungkapkan oleh sang adik, Hashim Djojohadikusumo saat melakukan konferensi pers terkait ekspor benih lobster di Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta, Jumat 4 Desember 2020.

"Pak Prabowo sangat marah, sangat kecewa, merasa dikhianati. Dan terus terang saja, dia bilang ke saya, secara bahasa Inggris, dia sangat kecewa dengan anak yang dia angkat dari selokan 25 tahun lalu dan ini balasannya ke saya," kata Hashim, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Segera Cair, Bantuan Subsidi Gaji Bagi Guru Honorer Rp1,8 Juta, Siapkan 5 Berkas Penting Ini

Hashim mengungkapkan bahwa pernyataan Prabowo Subianto tersebut dibuat dalam bahasa Inggris karena sudah 60 tahunan lebih dalam keseharian mereka menggunakan bahasa Inggris.

Hashim mengatakan penyampaian Prabowo dalam bahasa Inggris itu sebagai berikut: "I pick him up from the gutter, and this is what he does to me."

Kendati demikian, Hashim tak menampik dirinya sangat kenal baik dengan Edhy Prabowo. Hashim mengatakan pertama kali kenal Edhy 25 tahun lalu.

Baca Juga: Ditutup Besok, Ini Cara Dapat Uang Rp40 Juta Gratis dari Kartu Prakerja, Simak Syaratnya

Menurutnya, waktu itu Edhy Prabowo adalah seorang pengangguran yang berperilaku baik.

Namun seribu sayang, perilaku Edhy yang sekarang justru membuat penyesalan dalam diri Hashim.

Sebab, pada waktu Menteri KP nonaktif itu tertangkap KPK pada Rabu 25 November 2020, Partai Gerindra justru mendapat penghargaan partai politik yang paling informatif menurut Komisi Informasi (KI) dan mendapat penghargaan Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2020.

Baca Juga: Jangan Kaget, Haikal Hassan Beberkan Hasil Swab Test Habib Rizieq yang Ditunggu-tunggu

Bahkan, penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin.

"Kami dapat penghargaan. Tapi penghargaan itu tidak disebut-sebut (lagi) oleh media karena skandal itu," kata Hashim.

Oleh sebab itu, karena kejadian yang menimpa Edhy Prabowo ini, Hashim bertekad untuk mengawasi seluruh kader Partai Gerindra di Indonesia.

Baca Juga: Pengamat Politik Ungkap Kriteria Sosok Pemerintah yang Bisa Berdialog dengan Habib Rizieq

Baca Juga: Update Corona di Dunia Tembus 684.537 Kasus, RI Bertambah 5.803 Kasus

"Kalian semua, saya pribadi, Hashim akan mengawasi semua kader-kader di Indonesia," tandas Hashim.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah dinas Edhy Prabowo pada Rabu 2 Desember 2020.

Dikutip Zona Jakarta dari PMJ News, penggeledahan dilakukan untuk menelusuri dugaan kasus suap perizinan ekspor benih losbter atau benur.

Baca Juga: Disemprot Susi Pudjiastuti, Effendi Gazali Minta Maaf dan Ajak Diskusi

Baca Juga: Mengejutkan, Ini Hasil Swab Test Habib Rizieq yang Disampaikan Sekretaris HRS Center

"Tim penyidik KPK melakukan penggeledahan di rumah jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan di Jalan Widya Chandra V Jakarta, Rabu (2/12/2020)," ujar Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi, Jakarta, Kamis 3 Desember 2020.

Dari hasil penggeledahan, kata Ali, penyidik menemukan uang tunai senilai total Rp 4 miliar di rumah dinas Edhy Prabowo.

Selain itu, mereka turut mengamankan sejumlah dokumen, barang bukti elektronik, dan delapan unit sepeda yang diduga berasal dari uang suap.

Baca Juga: Lagi-lagi Karena Narkoba, Kali Ini Giliran Anggota DPRD dari PDIP Terciduk saat Sedang Pesta Sabu

"Ditemukan dan diamankan antara lain sejumlah dokumen terkait perkara ini, BB elektronik dan 8 unit sepeda yang pembeliannya diduga berasal dari penerimaan uang suap. Ditemukan juga sejumlah uang dalam bentuk rupiah dan mata uang asing senilai sekitar Rp 4 miliar," tuturnya.

Menurut Ali, nantinya tim penyidik KPK akan menganalisis temuan-temuan yang diperoleh dari di rumah dinas Edhy Prabowo tersebut.

Kemudian temuan itu disita dan dijadikan barang bukti dalam kasus ini.

"Tim penyidik akan menganalisa seluruh barang dan dokumen serta uang yang ditemukan dalam proses penggeledahan untuk selanjutnya segera dilakukan penyitaan untuk menjadi barang bukti dalam perkara ini," tukasnya.

Kabar terbaru, KPK terus mendalami kasus suap perizinan ekspor benih lobster yang menjerat mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo.

Penyidik rencananya akan memeriksa lima saksi.

Baca Juga: Breaking News: Oknum Pejabat Kemensos Kena OTT KPK Terkait Dana Bansos Covid-19

Kelima saksi itu di antaranya Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, Putri Catur; dua pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Kelautan dan Perikan, Dian Sukmawan dan Andika Anjaresta; seorang mahasiswa, Esti Marina; serta pihak wiraswasta, Dalendra Kardina.

"Mereka dipanggil sebagai saksi untuk tersangka EP (Edhy Prabowo)," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara KPK, Ali Fikri saat dikonfirmasi, Jumat 4 Desember 2020.

Meski begitu, belum diketahui apa yang akan didalami penyidik terhadap lima saksi tersebut.

Artikel ini telah tayang di Zonajakartadotcom dengan judul: Dikhianati Mantan Ajudan, Prabowo Subianto ke Edhy Prabowo: Saya Angkat dari Selokan, Ini Balasannya

Diperkirakan, penyidik sedang menyusun konstruksi serta mengonfirmasi sejumlah bukti kasus dugaan suap terkait perizinan ekspor benih lobster yang menjerat Edhy Prabowo.***(Zona Jakarta /Nika Wahyu) 

Editor: Muhammad Hafid

Tags

Terkini

Terpopuler