Gangguan Ginjal Akut Misterius Pada Anak, Dinkes DKI Sebut PHBS dan Deteksi Dini

- 19 Oktober 2022, 10:41 WIB
Ilustrasi anak sakit dan mencegah gangguan ginjal akut misterius
Ilustrasi anak sakit dan mencegah gangguan ginjal akut misterius /Victoria RT/Pixabay

SEPUTARTANGSEL.COM - Selama sepekan terakhir banyak dilaporkan kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak hingga menyebabkan kematian.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, penyakit ini sudah ada sejak awal tahun 2022.

Namun, kasus gangguan ginjal akut pada anak tersebut meningkat pada bulan September 2022.

Baca Juga: dr Zaidul Akbar Ungkap 5 Bahan Alami Ini Bisa untuk Obati Penyakit Gagal Ginjal

Kasus didiagnosa menyerang anak dengan rentang usia 6 bulan hingga 18 tahun, dengan kasus terbanyak anak-anak balita.

"Per 18 Oktober 2022, sebanyak 189 kasus telah dilaporkan, paling banyak didominasi usia satu hingga lima tahun," kata Pelaksana Tugas Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan Yanti Herman di Jakarta dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Selasa 18 Oktober 2022.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah merebaknya kasus gagal ginjal pada anak di wilayahnya.

Lembaga kesehatan pemerintah di ibu kota negara tersebut menganjurkan masyarakat untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Baca Juga: Prof Zubairi Djoerban Ungkap Bahaya Konsumsi Vitamin D Berlebihan, Ternyata Bisa Bikin Ginjal Rusak

"Kepada orang tua perlu memperhatkan kesehatan anak, menerapkan PHBS," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehaan DKI Jakarta, Dwi Oktavia.

Menurut Dwi Oktavia, PHBS diterapkan dengan selalu mencuci tangan sebelum makan dan memilih makanan yang bersih, serta sudah matang dimasak.

Tidak hanya itu, dia juga meminta orang tua untuk memastikan kecukupan cairan bagi anak-anak. 

Tidak lupa, Dinkes DKI juga menjelaskan deteksi dini bagi anak yang sakit untuk menghindari gangguan ginjal akut.

Baca Juga: Jokowi Rencana Runtuhkan Stadion Kanjuruhan, Eva Sri Diana: Kan yang Salah yang Lepasin Gas Air Mata

Penyakit yang cukup mengkhawatirkan ini perlu dideteksi pada anak yang mengalami demam dan muntah tidak kunjung sembuh.

"Kalau anak kita itu ada gejala mual muntah, diare, disertai demam atau pun batuk pilek, segera bawa ke dokter. Kalau tidak ada perbaikan akan ada pemeriksaan darah," kata Kasi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI dr. Ngabila Salama, MKM.

Lebih lanjut, Dokter Ngabila Salama menjelaskan, di Jakarta sampai kemarin sudah mencatat 49 kasus. Sebagian besar dengan gejala awal mirip, yakni masalah pada saluran pencernaan.

"Kalau dari 49 kasus yang ditemukan di Jakarta itu gejala awalnya sekitar 40 persen adalah saluran pencernaan artinya bisa nyeri perut, mual, muntah, dan diare. Namun, banyak juga yang mengeluhkan batuk pilek saja dan demam," ucapnya.

Baca Juga: Stray Kids Puncaki 7 Billboard Chart dengan Album Comeback Terbaru 'Maxident, Berikut sejumlah prestasinya

Selain gangguan pencernaan, gejala awal yang harus diperhatikan adalah frekuensi buang air kecil (BAK) yang berkurang. Urine anak akan lebih sedikit dan pekat. Beberapa di antaranya tidak BAK sama sekali selama 6 sampai 8 jam.

Penyakit gagal gingal sendiri sejatinya adalah gangguan fungsi ginjal, hingga tidak dapat menyaring racun yang harusnya dibuang melalui urin.

Saat tidak tersaring , racun akan tertimbun dalam darah. Akibatnya tentu berbahaya, karena bisa terserap masuk dalam organ tubuh lain.

Baca Juga: Jadwal Samsat Keliling Tangsel Hari Ini Rabu 19 Oktober 2022, Cek Lokasi di Sini

Darah yang masuk ke otak dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan seseorang meninggal. ***

Editor: Nani Herawati


Tags

Terkait

Terkini

x