Prof Zubairi Djoerban Ungkap Bahaya Konsumsi Vitamin D Berlebihan, Ternyata Bisa Bikin Ginjal Rusak

- 18 Agustus 2021, 12:59 WIB
Ketua Satgas Covid19 PB IDI, Prof Zubairi Djoerban
Ketua Satgas Covid19 PB IDI, Prof Zubairi Djoerban /Foto: Twitter/@ProfesorZubairi/

SEPUTARTANGSEL.COM - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban mengungkapkan belum ada bukti ilmiah yang kuat bahwa vitamin D bermanfaat dapat mencegah atau mengobati Covid-19.

Menurut Zubairi Djoerban, pada dasarnya vitamin D sangat penting, namun jika asupannya terlalu berlebihan dapat membahayakan kesehatan.

Zubairi Djoerban mengatakan agar tidak berlebihan dalam mengkampanyekan vitamin D dapat mencegah atau mengobati Covid-19 sebelum ada bukti ilmiah.

Baca Juga: Dokter Ini Sarankan Calon Presiden Makan Ikan Tiap Hari, Butuh Pemimpin Cerdas, Netizen Usung Susi Pudjiastuti

"Jadi, jangan kampanye yang berlebihan sebelum ada bukti," tulis Zubairi Djoerban, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @ProfesorZubairi, Rabu, 18 Agustus 2021.

Walau demikian, Zubairi menyampaikan dirinya tidak menghindari fakta dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengungkapkan rata-rata kadar vitamin D penduduk Indonesia cukup rendah, yaitu 17,2 nanogram per mililiter.

Padahal, kadar normal vitamin D yang harus ada dalam tubuh seseorang sekira 30 hingga 60 nanogram per mililiter.

Namun, Zubairi menjelaskan seseorang tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin D setiap hari dan disesuaikan dengan kebutuhan serta terdapat perbedaan jumlah untuk setiap usia.

Baca Juga: Lirik Lagu 'Takdir Cinta' dari Lesti Kejora dan Rizky Billar Jelang Pernikahannya

Dia mengungkapkan jumlah vitamin D untuk anak hingga berusia 1 tahun sebanyak 400 IU, untuk seseorang berusia 1-70 tahun sebanyak 600 IU, dan untuk seseorang dengan usia 70 tahun ke atas sebanyak 800 IU.

"Jumlah vitamin D harian yang direkomendasikan adalah 400 IU untuk anak hingga usia 1 tahun, 600 IU untuk usia 1–70 tahun, dan 800 IU untuk usia 70 ke atas," ungkap Zubairi.

Lebih lanjut, Ketua Satgas Covid-19 IDI itu mengatakan mengonsumsi vitamin D secara berlebihan memiliki gejala keracunan seperti muntah, mual, sakit perut, hingga sariawan.

Baca Juga: Usai Kuasai Afghanistan, Taliban Janjikan Perdamaian dan Jaminan Hak-Hak Perempuan di Bawah Pemerintahannya  

Terlebih, jika seseorang mengonsumsi suplemen vitamin D hingga melebihi 4 ribu IU setiap harinya, akan berakibat pada gangguan kesehatan yang merusak ginjal.

"Itu berbahaya, yang akan menyebabkan gangguan kesehatan. Bahkan dalam jangka panjang bisa banget merusak ginjal," jelasnya.

Selain itu, Zubairi mengungkapkan kebutuhan vitamin D seseorang dapat tercukupi dengan hanya terkena sinar matahari.

Hal itu dikarenakan di bawah kulit seseorang terdapat calon vitamin D. Sehingga, menurut Zubairi, orang yang tinggal di Indonesia tidak perlu mengonsumsi suplemen setiap harinya.

Baca Juga: Ustadz Yahya Waloni Meninggal Dunia karena Covid-19? Cek Faktanya

Pasalnya, orang yang tinggal di Indonesia sudah terpapar oleh sinar matahari sepanjang tahun.

Dia menegaskan agar setiap orang tidak disarankan untuk mengonsumsi suplemen secara berlebihan karena pada dasarnya tidak diperlukan. Terlebih, hal tersebut bisa didapatkan dari susu ataupun kuning telur.***

Editor: Muhammad Hafid


Tags

Terkait

Terkini

x