10 Penyakit yang Menyerang Anak di Musim Hujan, Orang Tua Wajib Waspada

- 26 Februari 2022, 10:00 WIB
10 jenis penyakit yang bisa menyerang anak di kala musim hujan
10 jenis penyakit yang bisa menyerang anak di kala musim hujan / Instagram/@infogianyar_/

SEPUTARTANGSEL.COM - Dalam beberapa pekan terakhir, sebagian wilayah Indonesia diguyur hujan yang tak berkesudahan. Beberapa di antaranya bahkan mengalami banjir.

Banjir sendiri memiliki dampak jangka menengah hingga jangka panjang pada kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan penularan penyakit melalui air dan vektor (water and vector borne disease).

Dokter Spesialis Anak Sub Spesialisasi Penyakit Infeksi Tropik dan Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. Nina Dwi Putri mengatakan, ada beberapa mode penularan yang disebabkan oleh hujan dan banjir.

Baca Juga: Jangan Lupa Bahagia! Ini 5 Manfaat Tertawa Bagi Kesehatan

"Beberapa penyakit dapat ditularkan melalui air yang terkontaminasi dan higienitas lingkungan tempat tinggal yang bisa memburuk akibat hujan atau banjir," ucap Nina, dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Sabtu, 26 Februari 2022.

Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia menginformasikan daftar penyakit yang dapat menyerang anak-anak selama musim hujan.

1. Dengue

Genangan air dapat digunakan sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk dan berpotensi meningkatkan paparan infeksi dengue. Infeksi virus dengue adalah salah satu penyakit umum yang menyerang anak-anak dan orang dewasa di musim hujan. Itu terjadi di daerah tropis.

Baca Juga: Dampak Covid-19 Bagi Kesehatan Mental, Despresi, Cemas, Stres, Bisa Timbulkan Masalah, Ini Cara Mengatasinya

2. Infeksi jamur

Karena kulit menjadi lembab dan basah sepanjang waktu, kemungkinan terjadinya infeksi jamur cukup tinggi. Kulit harus tetap kering sepanjang waktu.
Minta anak-anak Anda untuk mengeringkan diri setelah pulang. Jamur sering berkembang biak ketika kulit lembab dan tidak terkena udara.

3. Leptospirosis

Penyakit ini ditularkan melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan tanah, lumpur, ataupun air yang terkontaminasi dengan urin hewan pengerat yang terinfeksi bakteri Leptospira. Bahkan jika anak Anda mengalami luka kecil di kakinya, ia harus berhati-hati agar tidak masuk ke air yang terkontaminasi.

4. Infeksi saluran cerna

Sistem pembuangan limbah yang buruk, kebersihan yang tidak terjaga, kepadatan penduduk, dan konsumsi air yang tidak sehat saat banjir turut menyebabkan infeksi pada saluran cerna.
Untuk menghindari infeksi dari makanan dan air yang terkontaminasi, minta anak-anak untuk minum yang bersih dan matang, serta makan makanan yang sehat.

5. Influenza

Infeksi yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan kepala, sakit menelan, lesu, dan dapat disertai gejala infeksi saluran napas. Sulit membedakannya dengan gejala Covid-19. Untuk itu, perlu pemeriksaan swab SARS-CoV-2.

Baca Juga: Imbas Harga Kedelai Naik, Tahu Jadi Langka, Padahal Kaya Manfaat Bagi Tubuh, Yuk Cek

6. Konjungtivitis

Infeksi pada mata yang ditandai dengan nyeri, mata merah, tidak kuat cahaya, berair, bisa disertai adanya kotoran dan lengket. Infeksi ini mudah menular, sehingga jauhkan yang sakit, jangan berbagi handuk dan barang lainnya, dan sering mencuci tangan, agar menekan penularan penyakit tipus atau demam tifoid.

7. Demam tifoid atau demam enterik

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh Salmonella Typhi dan Salmonella Paratyphi.
Gejala berupa demam lebih dari 5 hari, nyeri kepala dan gangguan pencernaan. Hindari infeksi ini dengan menjauhi makanan dan minuman yang bersih agar menekan penularan Penyakit tipus atau demam tifoid.

8. Kolera

Kolera adalah diare akut yang disebabkan akibat mengonsumsi makanan atau air terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae. Masyarakat Indonesia umumnya mengenal Kolera dengan nama Muntaber (muntah berak).
Di awal abad 18 hingga abad 19, Kolera sempat menjadi epidemi yang mengguncang banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

9. Hepatitis A

Hepatitis A juga merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi virus hepatitis A dengan gejala berupa demam, diare, mual, lemas, serta warna kuning pada kulit dan mata.

10. Selesma

Selesma sering terjadi dengan tanda dan gejala batuk pilek. Penyakit yang disebabkan oleh berbagai virus ini paling sering dijumpai pada musim penghujan. Pada masa pandemi Covid-19, sulit membedakannya dengan infeksi oleh SARS-CoV-2.

Untuk anak-anak yang terdampak bencana banjir dalam skala besar yang memerlukan proses evakuasi dan penampungan, kepadatan di tempat penampungan dapat mengakibatkan berbagai penyakit.

DR. Dr. Anggraini Alam, Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia membagikan sejumlah saran untuk menjaga anak-anak Anda tetap sehat selama musim hujan.

"Hindari memberikan terlalu banyak junk food kepada anak-anak, cegah anak-anak dari jajanan dari tempat yang kurang bersih," jelas Anggraini.

Anak-anak sebisa mungkin mengonsumsi makanan yang bergizi untuk meningkatkan sistem imun mereka.

Anggraini juga mengimbau para orang tua untuk meminta anak-anak agar tetap bermain di dalam ruangan saat hujan deras.

Bagi anak yang suka bersepeda, Anggraini menganjurkan agar anak bersepeda di tempat yang tidak ada genangan air dan hindari mengunjungi tempat ramai dengan anak-anak lain.

"Ajari anak untuk bisa menjaga jarak fisik dari orang lain setidaknya sekitar 2 meter dan hindari berbagi alat makan dan minum," tambah Anggraini.

Selain itu anak juga harus menggunakan masker bila hendak beraktivitas di luar rumah atau bila bertemu dengan orang lain yang tidak serumah dengannya.

Jangan lupa untuk mengganti masker secara berkala, dan tidak menggunakan masker secara berulang kali.

"Bersihkan tubuh dari lumpur dan kenakan pakaian yang bersih saat sampai rumah. Sesering mungkin membersihkan tangan dengan disinfektan atau sabun dengan air mengalir dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan dan setelah ke WC," terangnya.

Anggraini juga menyarankan agar air minum sebaiknya direbus hingga mendidih untuk membunuh bakteri yang terkandung di dalamnya.

Bila ada luka, sebaiknya ditutup dengan plester
Jika harus kontak dengan air banjir, maka gunakan pelindung diri seperti sepatu boot dan celana panjang.

Menerapkan 3M plus, yaitu menguras dan menutup penyimpanan air, mendaur ulang sampah. Larvasida dan losion dapat digunakan sebagai langkah pencegahan infeksi dengue

Ajarkan anak untuk menginformasikan segera kepada orang tua apabila mengalami gejala kurang enak badan atau tidak nyaman di tubuh.

"Terakhir, bagi para orang-tua, segera lakukan vaksinasi untuk anak untuk menghindari berbagai penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi," kata Anggraini.

Virus dan bakteri memang tidak dapat kita lihat, namun segala penyakit itu bisa kita cegah.
Selain untuk melindungi diri sendiri, menjaga kebersihan dan menerapkan protokol kesehatan juga bisa melindungi orang-orang tersayang di sekitar kita.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini