Sinovac 'Booster' Paling Aman Untuk Dosis Ketiga Nyaris Tanpa Efek

- 16 Januari 2022, 19:28 WIB
Sinovac 'Booster' Paling Aman Untuk Dosis Ketiga Nyaris Tanpa Efek
Sinovac 'Booster' Paling Aman Untuk Dosis Ketiga Nyaris Tanpa Efek /pixebay/Wilfried Pohnke /

SEPUTARTANGSEL.COM - Vaksin dosis ketiga atau booster telah berjalan sejak 12 Januari 2022. Namun ada beberapa dosis vaksin yang dipakai oleh pemerintah, seperti vaksin CoronaVac dari Sinovac Biotech Ltd. (NASDAQ: SVA) atau Sinovac.

Vaksin booster dengan Sinovac dikatakan mampu meningkatkan titer antibodi seseorang tanpa menimbulkan efek yang merugikan.

Peneliti di National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Indonesia, Ririn Ramadhany mengatakan, dalam studi itu, para peneliti melibatkan para partisipan yang belum terkena Covid-19.

Baca Juga: Kemenkes Ungkap Vaksinasi Booster untuk Masyarakat Umum Paling Lambat Awal Februari

Mereka mengambil sampel dua kali yakni sebelum para peserta studi mendapatkan booster dan satu bulan setelah mereka mendapatkan dosis ketiga.

Kemudian, peneliti membandingan tingkat antibodi peserta dan menemukan peningkatan titer antibodi hingga 7,8 kali padaa booster homolog dengan Sinovac.

Dari pengukuran tersebut, maka hasil studi menunjukan, tidak ada ada perbedaan signifikan untuk interval kurang dari 6 bulan atau lebih dari 6 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.

Baca Juga: Jubir Vaksinasi Kemenkes Ungkap Pemberian Vaksin Booster Tahap Awal untuk Kelompok Prioritas

"Beberapa bulan setelah vaksin kedua mereka masih memiliki antibodi terhadap SARS-CoV-2. Interval dosis kedua dan ketiga berkisar antar 1,5-9,5 bulan. Median antibodi sebelum booster sekitar 400," tutur Ririn dalam sebuah webinar, dikutip SeputarTangsel.Com dari ANTARA, Minggu, 16 Januari 2022.

Biasanya, setelah mendapatkan suntikan vaksin peserta kerap merasakan efek sakit. Namun, menurut Ririn, dengan vaksin booster Sinovac para peserta tidak melaporkan efek yang merugikan.

Vaksin 'Booster' Sinovac untuk Omicron

Sebuah studi dalam bioRxiv pada bulan Desember 2021 yang dilakukan oleh peneliti dari LKS Fakultas Kedokteran, The University of Hong Kong (HKUMed) dan Fakultas Kedokteran, The Chinese University of Hong Kong (CU Medicine) terkait respons imun CoronaVac® pada 120 peserta menunjukkan dukungan pada penggunaan tiga dosis vaksin itu di tengah hadirnya berbagai varian virus corona termasuk Omicron.

Baca Juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Booster, Dokter Tirta: Keputusan Ini Sangat Bijak, Tapi Sosialisasinya Harus Baik

Peneliti menemukan, tingkat serokonversi dari antibodi penetralisir terhadap Omicron meroket dari 3,3 persen menjadi 95 persen untuk rangkaian dua dan tiga dosis masing-masing.

Sementara, Juru bicara Sinovac, Pearson Liu mengungkapkan, penelitian ini memberikan kepastian tipe vaksin nonaktif tetap efektif melawan Covid-19 saat dunia terus bergulat dengan munculnya varian baru Covid-19.

Lebih lanjut, Dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia berpendapat, Omicron tampaknya masih relatif tidak ternetralisasi dengan berbagai vaksin tunggal yang sudah ada, baik yang sifatnya mRNA maupun lainnya.

Baca Juga: Apa Perbedaan Vaksin Booster Homolog dan Heterolog? Ini Penjelasan Jubir Kemenkes

Dia berpendapat, pemberian dosis ketiga vaksin baik mRNA maupun virus yang tidak diaktifkan bisa meningkatkan kekebalan sampai level yang dibutuhkan.

Berdasarkan paparan pakar kesehatan dan studi, dosis ketiga vaksin COVID-19 menggunakan vaksin homolog dengan Sinovac mampu meningkatkan kekebalan seseorang terhadap berbagai varian virus corona termasuk Omicron.

Namun masih harus diteliti lebih dalam lagi soal efikasi dari berbagai vaksin booster yang sudah ada. ***

Editor: Taufik Hidayat


Tags

Terkait

Terkini