SEPUTARTANGSEL.COM – Dokter Tirta bercerita, ribuan telemedisin yang dia terima pada bulan Juli 2021, saat di mana lonjakan Covid-19 melanda Indonesia.
Namun, kini situasinya lebih terkendali. Banyak orang kemudian mengeluhkan kerontokan rambuk pasca positif Covid-19.
Menurut Dokter Tirta, tidak hanya di Indonesia, rambut rontok setelah sembuh dari Covid-19 sangat umum terjadi. Beberapa jurnal di luar negeri juga sudah banyak membahas hal tersebut.
Menurutnya, kondisi rambut rontok disebut Telogen Effluvium. Bahasa medis yang jika disederhanakan berarti rambut rontok yang terjadi secara masif dan temporer atau sementara.
“Tubuh mengalami fase stres, seperti panik, demam, dan cemas. Akibatnya, tubuh akan secure di energi yang lebih utama dan dibutuhkan,” ujar Dokter Tirta sebagaimana dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Tirta PengPengPeng yang tayang 23 Oktober 2021.
Lebih lanjut, dokter yang bernama panjang Tirta Mandira Hudhi ini menjelaskan, sampai 3 bulan pasca seseorang menderita Covid-19, tubuh belum pulih benar.
Seluruh energi dan protein yang diserap lebih diutamakan melindungi paru-paru dari kerusakan.
Paru-paru merupakan bagian penting dari manusia. Sementara rambut, jika botak sekali pun tidak akan menimbulkan masalah.