Sering Insomnia? Jangan Diabaikan, Ini Bahayanya Kurang Tidur untuk Kesehatan Otak

- 27 September 2021, 22:55 WIB
Ilustrasi bayi tidur pulas. Kurang tidur bagi manusia bisa mengganggu kesehatan otak, menurut dokter Sungadi Santoso atau dokter Sung.
Ilustrasi bayi tidur pulas. Kurang tidur bagi manusia bisa mengganggu kesehatan otak, menurut dokter Sungadi Santoso atau dokter Sung. /Foto: Pixabay/ddimitrova/

SEPUTARTANGSEL.COM - Insomnia atau susah tidur umumnya menjadi gangguan kesehatan yang paling banyak dialami setiap orang di malam hari.

Padahal, malam hari seharunya digunakan untuk istirahat total setelah beraktivitas padat di pagi hingga sore hari.

Insomnia yang membuat seseorang kurang tidur ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan otak.

Baca Juga: Sudah Larut Malam dan Sulit Tidur, Ini Cara Mengatasi Insomnia

Dokter Sungadi Santoso atau akrab diapa dr. Sung menjelaskan hal tersebut melalui video di kanal YouTube SB30 Health.

dr. Sung mengatakan bahwa tidur cukup selama delapan jam ibarat kebutuhan yang harus dipenuhi oleh tubuh.

"Nah, kita semua pernah belajar, waktu pelajaran IPA dulu atau Biologi, kita manusia membutuhkan waktu tidur kurang lebih delapan jam setiap harinya untuk memulihkan kondisi otak dan tubuh kita," kata dr. Sung dikutip SeputarTangsel.Com dari SB30 Health pada Senin, 27 September 2021.

Mengutip penelitian Matt Walker seorang Ilmuwan, Profesor, dan Psikolog Universitas California, Dokter Sung menjelaskan, kurang tidur berdampak buruk pada kesehatan otak dalam fungsi belajar dan menyimpan memori.

Baca Juga: Dokter Faheem Younus Beri Tips Obati Covid-19 Bagi Pasien Isoman, Salah Satunya Tidur Nyenyak

Berikut ini diuraikan secara rinci dua dampak buruk kurang tidur pada kesehatan otak.

Kurang tidur berdampak buruk pada fungsi belajar

dr. Sung mengibaratkan tidur seperti tombol save di komputer di mana setelah selesai mengetik, seseorang akan menyimpannya dengan mengklik tombol save.

Sama halnya dengan tubuh, aktivitas sepanjang hari disamakan dengan mengetik di komputer dan tombol save adalah tidur.

Dalam penelitian terbaru, dr. Sung menjelaskan bahwa selain tidur setelah beraktivitas, sesebaiknya tidur sebelum memulai aktivitas.

Baca Juga: 6 Alasan Singa Disebut Sebagai Raja Hutan, Salah Satunya Tidur Lama

"Namun penelitian belakangan ini, dikatakan di video itu (video hasil penelitian) bahwa sebelum memulai belajar kita pun perlu tidur," tutur dr. Sung.

Misalnya, pada anak sekolah yang akan menghadapi ujian esok hari. Selain langsung tidur setelah belajar, anak tersebut sebaiknya juga tidur sebelum mulai belajar di malam hari.

Kurang tidur berdampak buruk pada penurunan memori otak

Sementara itu, dr. Sung menjelaskan penelitian lain yang membandingkan dua orang yang cukup tidur dengan yang tidak cukup tidur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang kurang tidur, memiliki penuruan fungsi otak menyimpan materi sebanyak empat puluh persen.

"Ada di kelompok orang yang satunya cukup tidur dan satunya dikondisikan tidak cukup tidur," kata dr. Sung.

Baca Juga: Sering Tidur Dengan Lampu Menyala? Ini Enam Bahayanya

"Dan ternyata setelah di tes, hasilnya adalah mereka yang tidak cukup tidur mengalami penurunan fungsi otak dalam hal penyimpanan memori sebanyak empat puluh persen, jadi menurun empat puluh persen," sambung dr. Sung.

Penurunan fungsi otak dalam menyimpan memori itu akan mengakibatkan seseorang cepat lupa.

Misalnya, seorang pelajar yang sudah memerhatikan penjelasan guru dengan baik, namun merasa heran karena ilmunya itu mudah hilang begitu saja.

Di Indonesia, hal itu lazim disebut dengan "masuk telinga kanan, keluar telinga kiri". Apa Anda pernah mengalaminya?

Baca Juga: Makin Mesra dengan Jepang dan Korea Selatan, Korea Utara: AS Jangan Pancing Keributan Kalau Mau Tidur Nyenyak

dr. Sung pun menyebut fenomena itu kemungkinan disebabkan karena jam tidur yang kurang atau kualitas tidur yang tidak nyenyak.

dr. Sung menganalogikan fenomena itu seperti menyimpan file sementara di folder laptop.

Dalam otak manusia, terdapat hippocampus yang berfungsi untuk menyimpan memori sementara atau short term.

Jika seseorang kurang tidur, fungsi hippocampus akan terganggu sehingga kualitas penyimpanan dari short term ke long term memori akan tidak diteruskan maksimal.

Dalam narasi sederhana, jika hipoccampus terganggu, maka informasi di memori sementara yang mestinya diteruskan ke memori jangka panjang akan terpental atau tidak masuk, atau masuk sedikit saja.

Baca Juga: Merasa Susah Tidur? Coba Lakukan Ini Agar Lebih Mudah Tertidur, Ahli Akupuntur Menjelaskan

Hal itulah yang membuat seserang tidak fokus saat membaca buku sehingga harus membaca berulang-ulang untuk memahaminya.

Selain tidur, dr. Sung juga menyebutkan bahwa ada faktor lain yang mempengraruhi kesehatan otak di antaranya nutrisi, usia, polusi, dan oksidasi.

Meski begitu, tidur sangat berperan penting dalam menentukan kualitas kesehatan otak manusia.***

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah