Semakin Prihatin, Kasus Penyebaran Covid-19 Varian Baru di India Tembus 24 Juta Lebih

- 15 Mei 2021, 19:06 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Sumber: Unsplash / Martin Sanchez/

SEPUTARTANGSEL.COM – Kasus penyebaran Covid-19 di India yang sangat tinggi membuat sejumlah pihak internasional menyerukan agar negara itu segera melakukan lockdown secara nasional.

Pasalnya varian B1617 yang sangat mudah menular itu untuk pertama kalinya ditemukan di India memicu kekhawatiran seluruh dunia.

Lantaran ancaman mengerikan itu berpotensi menimbulkan wabah besar di negara-negara tetangganya seperti Nepal. Selain itu, virus varian baru itu telah terdeteksi di Inggris, Amerika Serikat, dan sejumlah negara Asia.

Baca Juga: Tuntut Insentif Nakes Covid-19 di RS Wisma Atlet Segera Dibayar, Perawat Malah Terima Surat Bebas Tugas

Kekhawatiran itu disampaikan Direktur Amnesti Internasional Asia-Pasifik Yamini Mishra.

Dia mengatakan lonjakan virus di India melampaui batas kecepatan tinggi.

"Virus itu menyebar dan melampaui perbatasan dengan kecepatan yang menakutkan, serta paling parah akan menghantam populasi yang paling terpinggirkan di kawasan itu," kata Yamira.

Baca Juga: Meski Ada Pembatasan Oleh Israel, Puluhan Ribu Warga Palestina Salat di Masjid Al Aqsa

Menanggapi wabah yang menimpa negaranya, lantas membuat Perdana Menteri (PM) Narendra Modi membunyikan lonceng peringatan atas tingginya kasus penyebaran Covid-19 kepada warga yang tinggal di kawasan pedesaaan pada Jumat, 14 Mei 2021.

Dalam peringatan tersebut, berdasarkan laporan data Kementerian Kesehatan India telah tercatat adanya kasus kematian yang menyentuh angka 4.000 kematian dan 343.144 infeksi baru selama 24 jam terakhir.

Total infeksi kasus angka positif Covid-19 sejak awal pandemi melanda negara itu telah melampaui 24 juta orang dengan dengan 262.317 orang meninggal.

Baca Juga: Iran dan China Bertemu di Wina Austria

"Wabah mencapai daerah pedesaan dengan kecepatan tinggi. Saya ingin sekali lagi memperingatkan kepada mereka semua yang tinggal di desa tentang korona," kata Modi.

Dirinya mengatakan pihak pemerintah India tengah mengupayakan warga berusia dewasa untuk segera melakukan vaksinasi mulai 1 Mei 2021.

Pemerintah India hingga Jumat, 14 Mei 2021, memvaksinasi penuh warganya sebesar 2,9 persen dari populasi atau lebih dari 39,4 juta orang.

Baca Juga: Apa Kabar Tradisi Membunyikan Meriam Karbit Saat Idul Fitri?

Dikutip dari CNA, meski India merupakan produsen vaksin terbesar di dunia, besarnya jumlah permintaan vaksin yang dipesan oleh sejumlah negara tentu membuat persediaan vaksin untuk kebutuhan dalam negeri menjadi rendah sehingga vaksinasi pun melambat.

Kendati demikian Pemerintah berjanji untuk mempercepat program vaksin secara dalam beberapa bulan mendatang.

Pemerintah melalui penasihat pemerintah VK Paul mengatakan bahwa setidaknya terdapat lebih dari 2 miliar dosis vaksin akan tersedia pada bulan Agustus dan Desember 2021.

Baca Juga: Lebaran di Penjara Gegara Merampok Pemuka Agama

Persediaan vaksin itu termasuk 750 juta dosis vaksin AstraZeneca yang dibuat Serum Institute of India dan 550 juta dari Covaxin yang dikembangkan Biotech.

Dr Reddy's Laboratories Ltd mengungkapkan batch pertama vaksin Sputnik V yang diimpor dari Rusia telah menerima izin peraturan pada hari Kamis.

Dosis pertama vaksin telah diberikan sebagai bagian dari uji coba pada Jumat.

"Seluruh departemen pemerintah, baik dalam hal sumber daya, angkatan bersenjata, para ilmuwan, dan semua orang telah bekerja keras dari siang hingga malam hari untuk melawan Covid-19 secara bersama-sama," kata Modi dalam pernyataannya.***

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah