Amerika Serikat Menghentikan Sementara Distribusi Vaksin Johnson & Johnson

- 16 April 2021, 16:14 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19
Ilustrasi Vaksin Covid-19 /Foto: Reuters / Dado Ruvic/

SEPUTARTANGSEL.COM – Pemerintah Amerika Serikat awal pekan lalu memutuskan untuk menghentikan distribusi vaksin Johnson & Johnson.

Hal di atas dilakukan setelah kasus pembekuan darah otak yang langka dengan jumlah trombosit yang rendah dalam darah. Gumpalan darah yang dilaporkan terjadi sangat mirip dengan kasus yang terlihat di Eropa terkait vaksin AstraZeneca.

Tidak hanya AS, beberapa negara Eropa juga memutuskan penundaan sementara vaksinasi dengan Johnson & Johnson.

Baca Juga: Siap-Siap, Korlantas Polri Akan Gelar Operasi Ketupat Pada 6-17 Mei

Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Minta Kemensos Bantu Keluarga Korban Bencana dan Korban Covid-19

Anthony Fauci, dokter penyakit menular terkenal di AS berharap, para pembuat keputusan dengan cepat mencabut penundaan sementara penggunaan J&J. Dia menginginkan, masyarakat dapat kembali mendapatkan vaksin pada jalurnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS awalnya akan melakukan pemungutan suara. Namun, pemungutan suara pada Rabu, 14 April 2021, yang bertujuan memutuskan hasil apakah pemakaian vaksin yang disinyalir bermasalah dilanjutkan atau tidak hingga hasil penyelidikan lebih lanjut keluar.

“Indikasi bahwa CDC dan Badan Pengawas Obat dan Makanan sangat serius dalam menangani keselamatan. Saya berharap membuat kesimpulan dari ini dengan cepat dan kembali ke jalurnya,” ujar Fauci. “Saya yakin mereka akan melanjutkannya.”

Baca Juga: Wow, Jakarta Jadi Kota Termahal ke-20 di Dunia. Ini Kata Wagub…

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkait

Terkini

x