Kalau Bingung Bilang Putus, Kontak Wakaresaseya Saja

16 Agustus 2020, 09:05 WIB
Ilustrasi putus, hubungan cinta yang berakhir. /Foto: Pixabay/Geralt/

SEPUTARTANGSEL.COM - Bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta, kata putus adalah sesuatu yang mengerikan.

Namun, terkadang putus justru menjadi pintu keluar dari kebuntuan atau hubungan yang tidak sehat atau terlanjur toxic.

Apalagi, jika status hubungannya baru sebatas jalan menuju pernikahan. Maka, putus adalah jalan terbaik daripada terlanjur masuk dalam ikatan yang kuat: pernikahan. 

Baca Juga: Segini Harta Kekayaan Fadli Zon yang Terima Penghargaan dari Presiden Jokowi

Tetapi mengambil kata putus ternyata tidak mudah. Kadang di saat masing-masing pihak menyadari hubungan tak mungkin diteruskan, mereka justru saling menunggu kata putus itu datang dari pihak sebelah. Bukan dari diri mereka sendiri.

Bagi pasangan-pasangan seperti ini, beruntunglah jika tinggal di negeri Jepang. Sebab, di negeri sakuran ini ada sebuah jasa profesional untuk menyelesaikannya.

Jasa ini bernama Wakaresaseya. Ini adalah layanan yang memanfaatkan kesulitan pasangan yang akan putus, demi meraup keuntungan.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Minggu 16 Agustus 2020: TRANS 7, TRANS TV, NET TV, MNC TV, GTV, SCTV, RCTI

Dikutip Seputartangsel.com dari Oddity Central, jasa Wakaresaseya bisa digunakan oleh seseorang ketika ingin memutuskan hubungan pacaran yang sedang ia jalani.

Dalam Bahasa Jepang, Wakaresaseya sendiri artinya 'pemecah-pemecah'. Praktiknya, orang-orang di Wakaresaseya akan menggantikan Anda dalam menghancurkan hubungan yang sudah Anda jalani.

Bagaimana cara kerjanya?

Artikel ini telah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul: Inilah Wakaresaseya, Jasa Pemutus Hubungan Pacaran Secara Profesional yang Ada di Jepang

Pertama, calon konsumen harus menghubungi Wakaresaseya untuk menjelaskan bagaimana situasi yang ia hadapi dalam hubungannya.

Sebelum melakukan aksinya, pekerja di Wakaresaseya akan mewawancarai klien secara mendetail. Ini meliputi alasan menyeluruh serta motivasi kenapa dirinya ingin menghancurkan sebuah hubungan.

Jika tahap ini sudah selesai, Wakarasaseya akan meminta sejumlah bayaran sebelum menjalankan aksinya.

Baca Juga: Update Corona Tangsel 15 Agustus 2020: 20 Hari Tanpa Jeda, Kasus Positif Covid-19 Tambah Terus

Biayanya pun bervariasi. Untuk kasus remeh temeh pengguna bisa diminta membayar uang hingga ratusan dolar.

Namun, jika kasus yang dihadapi cukup berat, Wakaresaseya bisa meminta uang hingga 150.000 dolar (setara dengan Rp 2 miliar).

Jika sudah memperoleh data dari klien, maka Wakaresaseya akan mulai merancang skenario untuk menghancurkan hubungan yang telah dijalani.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,2 di Sulawesi Utara Sore Ini, Menyusul Bali 5,3 Siang Tadi

Wakaresaseya biasanya memanfaatkan kelemahan targetnya melalui rayuan dan strategi lainnya untuk kemudian membuat mereka menjadi 'bersalah'.

Pekerja di Wakaresaseya sendiri bisa seorang wanita cantik, atau lelaki tampan. Mereka akan berakting sebagai perempuan kelas atas, pejabat, wirausaha sukses, atau apapun yang bisa menggaet perhatian targetnya.

Intinya Wakaresaseya akan melakukan hal apapun demi merusak hubungan romantis yang dijalani oleh kliennya.

Baca Juga: Masih Lama, Imunisasi Massal Vaksin Covid-19 di Indonesia Diperkirakan Februari 2021

Baca Juga: Banyak Pelanggaran Protokol Kesehatan, Pemprov DKI Tiadakan Kawasan Khusus Pesepeda Mulai Besok

Setelah hubungan mereka berakhir, ternyata ada layanan tambahan yang bisa diperoleh dengan biaya tambahan.

Beberapa agensi Wakaresaseya menawarkan semacam layanan after sales service, untuk memastikan bahwa target klien mereka tidak datang lagi.

Baca Juga: Gara-gara V-Bucks, Google dan Apple Tendang Fortnite dari Store

Ini termasuk menawarkan konseling tentang bagaimana membuat diri mereka lebih menarik bagi pasangan mereka.

Uniknya lagi, ternyata jasa ini tidak hanya untuk hubungan pacaran sebelum pernikahan.

Wakaresaseya juga bisa digunakan untuk mengakhiri hubungan dalam pernikahan. Ataupun bisa juga menyelesaikan hubungan yang sudah diwarnai oleh aktivitas perselingkuhan. ***

 

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler