SEPUTARTANGSEL.COM - Hari kemerdekaan Indonesia ke-77 tahun segera tiba yaitu tepat pada tanggal 17 Agustus 2022.
Biasanya untuk merayakan hari kemerdekaan, masyarakat memeriahkan acara dengan mengadakan lomba yang unik dan seru dan biasa disebut dengan lomba Agustusan.
Salah satu lomba agustusan khas di hari kemerdekaan adalah panjat pinang. Bahkan kemeriahan terasa kurang jika tanpa adanya lomba panjat pinang.
Rupanya panjat pinang memiliki sejarah dan filosofi yang belum banyak diketahui.
Dikutip Seputartangsel.com dari laman telkom.co.id, lomba panjat pinang memiliki sejarah kelam di Indonesia ketika negeri ini masih dijajah oleh Belanda.
Konon, dulu lomba panjat pinang cuma untuk hiburan semata bagi kaum Belanda.
Panjat pinang saat itu biasanya digelar Ketika ada acara hajatan, hari ulang tahun tokoh-tokoh penting Belanda hingga hari libur nasional.
Baca Juga: Tema dan Logo Hari Kemerdekaan Indonesia ke-76, Ini Maknanya
Sama dengan panjat pinang sekarang, dahulu juga batang pinang dilumuri minyak pelicin oleh Belanda. Di bagian puncak digantung berbagai macam hadiah dan bisa diambil oleh sang penakluk.
Para penjajah itu terkekeh-kekeh saat melihat rakyat pribumi yang miskin bersusah payah untuk meraih hadiah-hadiah yang tergantung di atas.
Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali, melalui artikel berjudul “Kenapa Harus Panjat Pinang?” yang dipublikasikan pada 16 Mei 2015 mengusulkan panjat pinang tak lagi masuk dalam daftar perlombaan 17 Agustusan karena telah merendahkan martabat bangsa.
Asep juga menampilkan sebuah foto tahun 1917-an ketika dirinya melakukan riset di Museum Tropen, Belanda.
Dalam foto terlihat pribumi tengah berusah payah memanjat pohon pinang untuk mendapat hadiah.
“Orang-orang pribumi yang saling berebut, kemudian terjatuh karena pohon pinang yang licin. Hal tersebut sangatlah lucu bagi penduduk Hindia Belanda, terutama kaum elit seperti orang Eropa, karena melihat orang pribumi yang rela saling berebut untuk sesuatu hal yang tidak berarti di mata mereka,” tulis Asep.
Meski begitu, panjat pinang masih dijadikan salah satu lomba agustusan sampai sekarang.
Terlepas dari sejarahnya, panjat pinang memiliki filosofi yang cukup dalam.
Panjat pinang mengajarkan untuk berjuang mencapai kemerdekaan. Kegiatan berkelompok ini dinilai mampu melatih kerjasama, kecerdikan, dan saling menopang antar pemain.
Panjat pinang juga menyingkirkan ego pribadi untuk mencapai kemerdekaan dan mengajarkan bahwa hasil kemerdekaan dibagi rata dalam masyarakat.***