Kasus Covid-19 India Lampaui 24 juta dan 262.317 Meninggal

15 Mei 2021, 11:08 WIB
Infeksi Covid-19 di India melampaui 24 juta kasus pada Jumat, 14 Mei 2021. /Sumber: Pixabay / Thor Deichmann/

SEPUTARTANGSEL.COM – Infeksi Covid-19 di India melampaui 24 juta kasus pada Jumat, 14 Mei 2021.

Laporan mutan virus corona yang sangat mudah menular yang pertama kali terdeteksi di negara itu. Lalu menyebar ke seluruh dunia.

Ahli Penyakit Menular di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Jairo Mendez menyebutkan varian virus B.1.617 India telah ditemukan pada kasus di delapan negara di Amerika. Termasuk Kanada dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Epidemiolog Sebut Indonesia Tinggal Menanti Ledakan Kasus Covid-19 Lebih Besar

Yang terinfeksi varian tersebut termasuk pelancong di Panama dan Argentina yang datang dari India atau Eropa. Di Karibia, kasus varian India telah terdeteksi di Aruba, Dutch St Maarten, dan wilayah Guadeloupe milik Prancis.

Strain mutan telah terdeteksi di Inggris dan Singapura.

"Varian ini memiliki kemampuan penularan lebih besar. Tetapi sejauh ini kami belum menemukan konsekuensi jaminan apa pun. Satu-satunya kekhawatiran adalah mereka menyebar lebih cepat," ujar Mendez.

Baca Juga: Lebaran di Penjara Gegara Merampok Pemuka Agama

Badan kesehatan masyarakat Inggris mengatakan jumlah total kasus yang dikonfirmasi dari varian tersebut telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam seminggu terakhir menjadi 1.313 kasus di seluruh Inggris.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menuturkan,"Kami cemas tentang varian itu telah menyebar.”

Dia menambahkan bahwa akan ada pertemuan untuk membahas apa yang harus dilakukan.

Baca Juga: Turki Minta Negara Muslim Mengambil Tindakan Aktif

"Kami tidak mengesampingkan apa pun," ujar Boris Johnson.

India mencatat 4.000 kematian dan 343.144 kasus dalam 24 jam terakhir. Itu adalah hari ketiga berturut-turut dari 4.000 kematian atau lebih. Tetapi infeksi harian tetap di bawah puncak 414.188 pekan lalu.

Jumlah total infeksi yang tercatat melebihi 24 juta kasus, jumlah orang yang dipastikan meninggal dunia karena Covid-19 mencapai 262.317 sejak pandemi pertama kali melanda India lebih dari setahun yang lalu.

Baca Juga: Kata Gubernur DKI, Warga Bukan KTP Jakarta Dilarang Berwisata di Ibu Kota

Menurut para ahli, angka sebenarnya bisa lima hingga sepuluh kali lebih tinggi karena kurangnya pengujian di banyak tempat.

Bhramar Mukherjee, profesor epidemiologi di Universitas Michigan, mengatakan sebagian besar model memperkirakan puncaknya infeksi Covid-19 di India terjadi pekan ini dan bahwa negara tersebut dapat melihat tanda-tanda tersebut.

Namun, jumlah kasus baru setiap hari cukup besar untuk membanjiri rumah sakit.

Baca Juga: Dua Satgas Nemangkawi Terluka Saat Baku Tembak dengan KKB

Gelombang kedua infeksi meletus pada Februari. Diikuti perlambatan vaksinasi.

Sementara Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan vaksinasi akan terbuka untuk semua orang dewasa mulai 1 Mei.

India adalah produsen vaksin terbesar di dunia. Tetapi persediaannya menipis karena permintaan yang sangat besar.

Baca Juga: Tagar #SlankPenipu Trending di Twitter, Kenapa Kecewa dengan Slank?

India Hingga Kamis memvaksinasi penuh lebih dari 38,2 juta orang atau sekitar 2,8 persen dari total populasi sekitar 1,35 miliar jiwa berdasarkan data pemerintah.

Penasihat utama pemerintah VK Paul menyebutkan lebih dari 2 miliar dosis vaksin kemungkinan akan tersedia di India antara Agustus hingga Desember tahun ini. Di samping pemerintah dikritik telah salah menangani rencana vaksinasi.

Dosis tersebut termasuk 750 juta vaksin AstraZeneca dan 550 juta dosis Covaxin yang dibuat Bharat Biotech.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Diminta Ibunda Pulang ke Portugal, Ada Apa Ya?

"Kami sedang melalui fase keterbatasan pasokan. Seluruh dunia sedang melalui ini. Perlu waktu untuk keluar dari fase ini," kata VK Paul. ***

Sumber: Reuters

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler