Guna Dorong Produksi Vaksin, Indonesia Dukung Penghapusan Paten Vaksin Covid-19

10 Mei 2021, 23:15 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19 /Sumber: Unsplash / @3dparadise /

SEPUTARTANGSEL.COM – Guna mendorong kapasitas produksi vaksin Covid-19 maka Indonesia mendukung penghapusan paten vaksin itu.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan itu di Twitter pada Sabtu, 8 Mei 2021,“Ini adalah salah satu bentuk upaya kolaborasi dunia untuk meratakan jalan bagi akses vaksin yang setara bagi semua negara.”

Hal itu untuk terus menindaklanjuti upaya pemenuhan vaksin bagi semua negara.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Ungkap Indonesia Telah Amankan 75.910.500 Dosis Vaksin Covid-19

Menlu RI akan kembali memimpin pertemuan COVAX AMC Engagement Group pada 17 Mei mendatang.

Kelompok tersebut merupakan forum negara-negara berkembang dan kurang berkembang (AMC) dengan negara donor untuk pengadaan dan distribusi vaksin bagi negara AMC.

Fasilitas COVAX yang diinisiasi Aliansi Vaksin GAVI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki target pengadaan vaksin bagi 20 persen populasi setiap negara AMC.

Baca Juga: Wow, Dua Desa Bebas Covid-19 di Bali?

Juga mendukung negara AMC untuk menjalankan rencana vaksinasi nasional mereka.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendukung proposal untuk mengesampingkan peraturan kekayaan intelektual Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Hal itu berarti akan membuka jalan bagi negara-negara miskin untuk memproduksi vaksin sendiri.

Sebagian besar vaksin Covid-19 telah disalurkan ke negara-negara maju yang mengembangkannya. Sementara pandemi masih melanda negara-negara yang lebih miskin, seperti India.

Baca Juga: Operasi Terhadap KKB di Papua Jangan Sampai Menimbulkan Problem HAM

Para pengembang vaksin seperti Moderna, Pfizer, dan BioNTech berargumen bahwa selama ini paten tidak menjadi faktor yang membatasi pasokan.

Teknologi baru dan keterbatasan global terkait pasokan kerap disebut sebagai tantangan. Baik Moderna maupun Pfizer telah secara stabil meningkatkan perkiraan pasokan.

Pimpinan eksekutif Moderna, Stephane Bancel, mengatakan,“Tak ada kapasitas manufaktur mRNA di dunia.”

Hal itu dia katakan untuk merujuk pada teknologi messenger RNA di balik vaksin Moderna dan Pfizer. ***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler