Baca Juga: Begini Cara Menhub Budi Karya Sumadi Cegah Masyarakat untuk Mudik Lebaran 2021
Hakim berkata, “Demi Allah! Pemandangan menakutkan itu disebabkan keberpihakkanku dalam mengadili kasus saudaramu,” kata hakim.
“Suatu hari adikmu memiliki sengketa dan datang kepadaku, ketika mengadili kasus tersebut aku berdoa pada Tuhan agar kebenaran berpihak pada iparku bukan pada orang tersebut. Saat aku memeriksa berkas mereka, kebetulan pihak yang benar adalah adikmu dan aku memutuskan adikmu memenangkan perkara.
Lalu sang istri bertanya apa kaitannya dengan ulat di wajah jenazah suaminya?
Baca Juga: Polisi Larang Sahur On The Road Ramadhan 2021, Simak Alasannya
Baca Juga: Biaya Haji 2021 Masih Dibahas, Belum Ada Ketetapan
Sang hakim menjawab, “Ulat yang engkau lihat itu adalah hukuman dan sanksi Allah atas apa yang tersimpan dalam pikiranku. Sedari awal aku sudah berpihak pada adikmu dan tidak menjaga sikap netral sebagai hakim, padahal orang yang bersengketa dengan adikmu mengharap kebijaksanaanku.”
Syaikh Baqir Khusru Syahi berkata, bahwa keadilan harus ditegakkan meskipun terhadap keluarga sendiri.
“Betapa menjadi hakim itu memiliki tanggung jawab yang besar di sisi Tuhan dan masyarakat. Boleh jadi seorang hakim bisa lolos dari hukuman dunia tapi bagaimana di akhirat nanti?”***
Sumber: