Ini Tata Cara Salat Idul Adha, Jangan Lupa Takbir Tujuh Kali Rakaat Pertama

30 Juli 2020, 21:58 WIB
ARSIP - Pelaksanaan salat Idul Adha 1436 Hijriah (2016) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. /- Foto: Seputartangsel.com/Sugih Hartanto

SEPUTARTANGSEL.COM - Sidang isbat Kementerian Agama (Kemenag) RI menetapkan Jum'at 31 Juli 2020 sebagai hari raya Idul Adha 1441 Hijriyah.

Meskipun dihadapkan dengan pandemi COVID-19, salat id di berbagai daerah, terutama zona selain merah, tetap akan diadakan dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19.

 

Meski rutin menjalankannya setiap tahun, kadang sebagian umat Islam lupa tata cara melaksanakannya.

Baca Juga: Update Corona Tangsel 30 Juli 2020: PSBB Kendor, Tambahan Kasus Tinggi Lagi

Berikut ini Seputartangsel.com rangkum dari berbagai sumber, agar kita siap melaksanakannya besok sesuai syariat.

Waktu dan tempat pelaksanaan salat Idul Adha

Menurut mayoritas ulama dari berbagai madzhab, salat id bisa dilaksanakan mulai dari matahari setinggi tombak sampai matahari bergeser ke barat.

Dalam waktu pelaksanaannya, salat Idul Adha lebih awal dibandingkan Idul Fitri, sehingga orang-orang bisa bersegera menyembelih hewan kurban.

Jika tidak ada halangan seperti hujan, salat id lebih afdhol (utama) dilaksanakan di tanah yang lapang.

Baca Juga: Update Corona Indonesia 30 Juli 2020: Angka Kematian Tembus 5.000 Jiwa

Seperti yang Abu Sa'id Al Khudri katakan,

"Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar pada hari raya ‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha menuju tanah lapang." (H.R. Bukhari no.956 dan Muslim no. 889).

Berangkat menuju tempat salat Idul Adha

Sebelum menuju ke lokasi salat idul Adha, dianjurkan untuk mandi, berhias diri dan mengenakan pakaian terbaik, dan tidak makan terlebih dahulu.

Berbeda dengan salat Idul Fitri yang jemaah dianjurkan lebih dulu makan dan minum sebelum berangkat ke tempat salat.

Dengan tidak makan sebelum shalat Idul Adha, hewan kurban bisa cepat disembelih dan dinikmati dagingnya segera setelah salat id.

Dan tentunya di masa pandemi ini, jangan lupa membawa sajadah sendiri, mengenakan masker, membawa hand sanitizer dan melakukan physical ditancing.

Baca Juga: PT KAI Adakan Rapid Test Murah, Cuma Rp85 Ribu, Ini Daftar Stasiun Kereta Api yang Menyediakan

Selama di perjalanan, bertakbirlah hingga tiba di lokasi salat id. Seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu 'Umar,

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berangkat shalat ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) bersama Al Fadhl bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin’Abbas, ‘Ali, Ja’far, Al Hasan, Al Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, dan Ayman bin Ummi Ayman, mereka mengangkat suara membaca tahlil (laa ilaha illallah) dan takbir (Allahu Akbar)."

Disyariatkan takbir dilakukan dengan menegeraskan suara. Lafazh takbirnya adalah,

“Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala pujian hanya untuk-Nya)”

Baca Juga: Ernest Prakasa: Kasus Prostitusi Online Seleb Tak Perlu Dibahas, Cuma Pengalihan Isu Penting

Para wanita dan anak kecil juga patut diajak berangkat salat id. Adab-adab wanita ketika keluar rumah tetap harus diperhatikan, yaitu tidak berhias diri berlebihan dan tidak memakai harum-haruman.

Dianjurkan pula untuk berangkat dengan berjalan kaki, kecuali jika ada hajat.

Tata cara salat Idul Adha

Berbeda dengan salat fardhu (wajib), tidak ada salat sunnah rawatib (salat sunnah qabliyah dan ba'diyah) sebelum melaksanakan salat id. Adzan dan Iqomah pun ditiadakan.

Sama seperti salat Idul Fitri, salat Idul Adha berjumlah dua rakaat.

Salat dimulai dengan takbiratul ihrom, kemudian bertakbir sebanyak tujuh kali takbir (selain takbiratul ihrom) sebelum membaca Al Fatihah.

Mengangkat tangan di saat takbir-takbir ini dibolehkan, sebagaimana dicontohkan oleh Ibnu 'Umar.

Ibnul Qayyim mengatakan, "Ibnu ‘Umar yang dikenal sangat meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengangkat tangannya dalam setiap takbir".

Baca Juga: Besok Idul Adha Saatnya Bebakaran, Ini Resep Sate Klathak Khas Bantul

Di antara takbir-takbir ini tidak ada bacaan dzikir tertentu. Namun ada sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud, ia mengatakan, “Di antara tiap takbir, hendaklah menyanjung dan memuji Allah.

“Subhanallah wal hamdulillah wa  laa ilaha illallah wallahu akbar. Allahummaghfirlii war hamnii (Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah selain Allah. Ya Allah, ampunilah aku dan rahmatilah aku).”

Bacaan selain ini boleh dibaca, asalkan tetap berisi pujian kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Setelah tujuh takbir dikumandangkan, Surat Al Fatihah dibacakan dan dilanjutkan dengan surat lainnya.

Surat yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah surat Qaaf pada rakaat pertama dan surat Al Qomar pada rakaat kedua. 

Berhubung salat id tahun ini jatuh di hari Jum'at, dianjurkan pula membaca surat Al A'laa di rakaat pertama dan Al Ghosiyah pada rakaat kedua.

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca dalam salat id maupun salat Jum’at “Sabbihisma robbikal a’la” (surat Al A’laa)dan “Hal ataka haditsul ghosiyah” (surat Al Ghosiyah)" (H.R. Muslim no. 878)

Baca Juga: POPULER HARI INI: Sri Mulyani Punya Rumah di AS Hingga Keutamaan Asal-usul Hari Tarwiyah-Arafah

Selesai membaca surat, dilanjutkan dengan gerakan salat biasa seperti ruku, i'tidal, sujud, dan seterusnya.

Rakaat kedua diawali dengan takbir, dan dilanjutkan dengan bertakbir lima kali takbir (selain takbir bangkit dari sujud).

Seperti rakaat pertama, dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat lainnya sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya.

Salat id diakhiri dengan gerakan lainnya hingga salam.

Setelah salat id dilaksanakan

Usai salat id dilaksanakan, imam berdiri untuk menyampaikan khutbah Idul Adha, dengan sekali khutbah (bukan dua kali seperti di salat Jum'at).

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam berkhutbah di atas tanah tanpa mimbar, dan mengakhirinya dengan ucapan hamdalah.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr, begitu pula ‘Umar biasa melaksanakan salat id sebelum khutbah.” (H.R. Bukhari no. 963 dan Muslim no. 888).

Jemaah boleh memilih mengikuti atau meninggalkan khutbah. Seperti yang diriwayatkan Abu Daud dan Ibnu Majah, Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,

Baca Juga: Segini Harta Kekayaan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Punya Rumah di Amerika Serikat

“Aku saat ini akan berkhutbah. Siapa yang mau tetap duduk untuk mendengarkan khutbah, silahkan ia duduk. Siapa yang ingin pergi, silahkan ia pergi.”

Karena salat id tahun ini jatuh di hari Jum'at, jemaah bisa memilih untuk mengikuti shalat Jum'at atau tidak.

Akan tetapi, imam masjid tetap dianjurkan untuk melaksanakan salat Jum'at agar orang-orang yang berkeinginan salat Jum'at bisa hadir.

Sedangkan siapa saja yang tidak menghadiri salat Jum'at tetap diwajibkan untuk mengerjakan salat Zuhur.

Baca Juga: Update Corona Tangsel 29 Juli 2020: Nyaris Pecah Rekor, Sehari Tambah 29 Positif Covid-19

Di perjalanan pulang, dianjurkan untuk melalui jalan yang berbeda dari keberangkatan. Dari Jabir, beliau mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika salat id, beliau lewat jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang.” (H.R. Bukhari no. 986).

Meski belum ada tanda meredanya pandemi Covid-19 ini, jemaah sangat diharapkan dapat menjalankan ibadah di hari raya ini dengan kehati-hatian dan kewaspadaan.

Selamat Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriyah.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler