AS Kutuk Rusia Atas Pengeboman Rumah Sakit Anak-anak di Mariupol Ukraina

- 10 Maret 2022, 08:53 WIB
Kota Mariupol Ukraina yang diserang oleh Rusia
Kota Mariupol Ukraina yang diserang oleh Rusia /Dok. Reuters/

SEPUTARTANGSEL.COM - Amerika Serikat telah mengutuk pengeboman sebuah rumah sakit anak-anak di Ukraina sebagai "biadab" pada Rabu, 9 Maret 2022 waktu setempat.

Di mana para pejabat mengatakan serangan udara Rusia mengubur pasien di puing-puing meskipun ada kesepakatan gencatan senjata bagi orang-orang untuk melarikan diri dari kota Mariupol yang terkepung.

Serangan tersebut, menurut pihak berwenang telah melukai seorang wanita yang sedang dalam persalinan dan meninggalkan anak-anak di bawah reruntuhan.

Baca Juga: 4 Miliarder Rusia Pemilik Klub Sepak Bola Eropa

Dan ini merupakan insiden suram terbaru dari invasi 14 hari, yang merupakan serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945.

Kehancuran itu terjadi meskipun Rusia berjanji untuk menghentikan penembakan, sehingga setidaknya beberapa warga sipil yang terperangkap dapat melarikan diri dari kota itu, tempat ratusan ribu orang berlindung tanpa air atau listrik selama lebih dari seminggu.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, yang dimintai komentar bahwa pasukan Rusia tidak menembaki sasaran sipil.

"Pasukan Rusia tidak menembaki sasaran sipil," kata Dmitry Peskov Dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters pada Kamis, 10 Maret 2022.

Baca Juga: Volodymyr Zelensky Minta Sanksi Boikot Rusia Jika Invasi ke Ukraina Terus Meningkat

Rusia menyebut serangannya sebagai "operasi khusus" untuk melucuti senjata tetangganya dan mengusir para pemimpin yang disebutnya "neo-Nazi".

Kementerian luar negeri Ukraina telah memposting rekaman video yang dikatakan sebagai rumah sakit yang terkena serangan pengeboman tersebut.

Dalam video itu, telah menunjukkan terdapat lubang di mana jendela seharusnya berada di gedung tiga lantai. Sudah menjadi tumpukan besar puing-puing yang membara dan berserakan di mana-mana di tempat kejadian.

Baca Juga: 9 Daftar Negara Besar yang Beri Sanksi Terhadap Rusia Imbas Penyerangan ke Ukraina

Menurut Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki mengungkapkan kengerian setelah melihat jenis penggunaan kekuatan militer untuk mengejar warga sipil yag tidak berdosa.

"Mengerikan melihat jenis penggunaan kekuatan militer yang biadab untuk mengejar warga sipil tak berdosa di negara berdaulat," kata Jen Psaki.

Badan Hak Asasi Manusia PBB, mengatakan misi pemantauannya memverifikasi jumlah korban di Mariupol.

Gubernur wilayah Donetsk mengatakan ada sekitar 17 orang terluka dalam insiden itu.

Dewan kota juga mengatakan rumah sakit itu beberapa kali terkena serangan udara, menyebabkan kehancuran "kolosal".

Ukraina menuduh Rusia melanggar gencatan senjata di sekitar pelabuhan selatan.

Perusahaan citra satelit Maxar mengatakan gambar dari hari sebelumnya menunjukkan kerusakan parah pada rumah, gedung apartemen, toko kelontong dan pusat perbelanjaan di Mariupol.

Tetapi Rusia menyangkal dan menyalahkan Ukraina atas kegagalan evakuasi.

Di antara lebih dari 2 juta total pengungsi dari Ukraina, Dan Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan pada hari Rabu 9 Maret 2022, terdapat lebih dari 1 juta anak telah dievakuasi.

“Bahwa terdapat lebih dari 1 juta anak telah meninggalkan negara itu sejak invasi dimulai. Setidaknya 37 telah tewas dan 50 terluka,” kata UNICEF.

Pejabat setempat juga mengabarkan bahwa sementara beberapa telah berangkat dari lokasi tertentu, pasukan Rusia mencegah bus mengevakuasi warga sipil dari Bucha, sebuah kota dekat Kiev.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan rumah-rumah telah menjadi puing-puing di seluruh Ukraina.

"Ratusan ribu orang tidak memiliki makanan, air, pemanas, listrik, dan perawatan medis,” kata ICRC.

Ribuan pengungsi terus membanjiri negara tetangga untuk menyelamatkan diri. Setelah bersembunyi di ruang bawah tanah untuk berlindung dari pengeboman yang dilakukan oleh Rusia.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini