NATO Kirim Kapal Laut dan Jet Tempur ke Eropa Timur dalam Krisis Ukraina

- 24 Januari 2022, 20:05 WIB
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg saat berbicara di Brussels, Belgia
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg saat berbicara di Brussels, Belgia /ok. Reuters/Johanna Geron/

SEPUTARTANGSEL.COM - NATO akhirnya mengambil sikap tegas dalam menghadapi krisis di Ukraina.

Pada Senin, 24 Januari 2022 NATO menempatkan pasukannya dalam posisi siaga untuk memperkuat Eropa Timur.

Bukan itu saja, NATO juga mengirimkan banyak kapal laut dan jet tempur untuk menanggapi militer Rusia.

Baca Juga: Arab Saudi dan Mesir Bahas Pembentukan NATO Arab

Tindakan NATO tersebut menjawab tindakan militer Rusia yang melakukan pembangunan di perbatasan Ukraina.

Langkah yang dilakukan oleh NATO membuat banyak kebingungan dan memberi sinyal seolah-olah pihak Barat tengah bersiap atas langkah agresif Rusia.

Meskipun Moskow menyangkal bahwa ada rencana untuk menyerang Ukraina.

Baca Juga: NATO: Kebangkitan China dengan Membangun Kekuatan Militernya Menimbulkan Masalah

"Saya menyambut sekutu yang memberikan kontribusi pasukan tambahan untuk NATO," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Senin 24 Januari 2022.

"NATO akan terus mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua sekutu, termasuk dengan memperkuat bagian timur aliansi," ujarnya lagi.

Ketegangan yang terjadi di Ukraina membuat banyak negara menarik stafnya dari kedutaan mereka, seperti yang dilakukan oleh Inggris.

Hal tersebut Inggris lakukan sebagai tanggapan atas ancaman yang berkembang dari Rusia, sehari setelah Amerika Serikat mengatakan bahwa pihaknya memerintahkan anggota keluarga diplomat untuk pergi.

Baca Juga: Presiden Belarusia Memperingatkan NATO, Jika NATO Mengancam Maka Pasukan Rusia Datang dalam 24 Jam

"Tindakan militer oleh Rusia bisa datang kapan saja," ucap Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan.

"Para pejabat tidak akan berada dalam posisi untuk mengevakuasi warga Amerika dalam keadaan darurat seperti itu, jadi warga AS yang saat ini berada di Ukraina harus merencanakan dengan tepat," tambahnya.

Bahkan Diplomat AS di kedutaan di Kyiv diizinkan untuk pergi secara sukarela dan hal inilah yang kemudian diikuti oleh kedutaan negara lainnya di Ukraina.

Ketegangan di Ukraina telah berkontribusi pada kenaikan harga minyak antara Rusia-AS terbaru.

Baca Juga: Waduh, Amerika Serikat Mulai Khawatir dengan Kekuatan China, Jenderal NATO ungkap Alasannya

Pembicaraan pada hari Jumat gagal menghasilkan terobosan besar di antara kedua negara.

Rusia menuntut agar NATO menarik janji untuk membiarkan Ukraina bergabung suatu hari nanti dan aliansi itu menarik kembali pasukan dan persenjataan dari negara-negara bekas komunis di Eropa timur yang bergabung setelah Perang Dingin.

Washington mengatakan bahwa tuntutan itu bukanlah permulaan tetapi Amerika siap untuk membahas ide-ide lain tentang pengendalian senjata, penyebaran rudal, dan langkah-langkah membangun kepercayaan.

Amerika Serikat dan Uni Eropa telah memperingatkan Rusia untuk tidak menyerang Ukraina.

Bahkan Denmark mengatakan Uni Eropa siap untuk menjatuhkan sanksi ekonomi yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Pada pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels mengatakan mereka akan mengirim peringatan terpadu ke Moskow.***

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini