Mantan kapten tim sepak bola wanita Afghanistan Khalida Popal bahkan mengatakan kepada Reuters, dirinya mendesak para atlet untuk menghapus akun social media dan indentitas publik mereka demi keamanan saat Taliban menguasi negaranya.
Pihak Twitter Inc (TWTR.N) juga memberi respon serupa, perwakilannya mengatakan bahwa pihaknya telah berhubungan dengan mitra masyarakat sipil untuk memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok di negara tersebut.
Twitter Inc bekerja sama dengan Internet Arcive untuk mempercepat permintaan langsung untuk menghapus tweet/kicauan yang diarsipkan.
Apabila pemilik akun tidak dapat mengakses akunnya yang berisi informasi yang dapat membahayakan mereka, seperti pesan langsung (DM) atau followers, perusahaan dapat menangguhkan akun untuk sementara sampai pengguna mendapatkan kembali akses dan dapat menghapus konten mereka.
Twitter juga menyatakan secara proaktif memantau akun yang berafiliasi dengan organisasi pemerintah dan mungkin menggunakan sementara akun tersebut sambil menunggu informasi tambahan untuk mengonfirmasi identitas pemilik akun.
Sementara itu juru bicara LinkedIn mengatakan situs jaringan professional milik Microsoft (MSFT.O) telah menyembunyikan sementara koneksi penggunanya di Afghanistan sehingga pengguna lain tidak dapat melihatnya.***