139 Warga Palestina Dilaporkan Tewas, PBB Bantah Serangan Israel Tak Menyasar Warga Sipil

- 15 Mei 2021, 19:25 WIB
Serangan udara Israel, di tengah maraknya kekerasan Israel-Palestina, di Kota Gaza, Jumat, 14 Mei 2021.
Serangan udara Israel, di tengah maraknya kekerasan Israel-Palestina, di Kota Gaza, Jumat, 14 Mei 2021. /REUTERS/Mohammed Salem

SEPUTARTANGSEL.COM - Sebanyak 139 warga Palestina, termasuk di antaranya 40 anak-anak dilaporkan meninggal dunia dalam serangan yang dilakukan Israel sejak Senin, 10 Mei 2021 lalu.

Kemudian, sebanyak 920 warga Palestina juga dinyatakan alami luka-luka.

Terbaru, Israel diketahui lakukan serangan udara ke kamp pengungsi Shati yang berlokasi di Jalur Gaza pada Sabtu pagi, 15 Mei 2021.

Baca Juga: Israel Serang Salah Satu Kamp Pengungsi Terpadat di Jalur Gaza, 10 Warga Palestina Meninggal Dunia

Kamp tersebut merupakan salah satu dari tiga kamp terpadat yang dihuni oleh kurang-lebih 85.000 pengungsi.

Akibat serangan tersebut, sebanyak 10 warga Palestina yang mayoritasnya anak-anak meninggal dunia.

Selain itu, 15 orang terluka dalam peristiwa yang disebut-sebut paling mematikan itu.

Baca Juga: Ratusan Warga Palestina Termasuk 31 Anak-Anak Tewas, PM Israel Benjamin Netanyahu Tetap Ingin Serang Gaza

"Ini benar-benar pembantaian yang tidak bisa dijelaskan," kata Nabil Abu Reesh, Dokter di Rumah Sakit Al Shifa, dilansir Seputartangsel.com dari AlJazeera.

Pernyataan Israel yang mengatakan bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil, melainkan kelompok Hamas akhirnya dibantah oleh Direktur Komunikasi Strategis dan Juru Bicara UNRWA, Tamara Alrifai.

Alrifai mengatakan, Hamas tidak berlindung di kamp-kamp pengungsi PBB dan fasilitas kamp Shati.

Baca Juga: Perang Antara Israel dan Palestina Banyak Memakan Korban, DPR RI Desak PBB Hentikan Agresi

Menurutnya, hal tersebut hanya alasan yang digunakan oleh Israel agar dapat menyerang kamp pengungsi padat penduduk itu.

"Ini adalah disinformasi total, bahwa Hamas (sedang) bersembunyi di kamp-kamp PBB dan itulah alasan untuk menyerang kamp pengungsi yang sangat padat penduduknya atau menyebabkan kerusakan yang berlebihan pada markas UNRWA, seperti yang terjadi dua hari lalu," tegasnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Sumber: Aljazeera


Tags

Terkait

Terkini