Baca Juga: Aturan Cuti Bersama Bagi ASN Sudah Ditetapkan, Ternyata Hanya Dua Hari
Hal tersebut dikarenakan sejak kementerian Taiwan mempublikasikan terkait pergerakan pesawat PLA yang diterbangkan menuju
zona AIDZ atau melintasi garis yang memisahkan Selat Taiwan dalam menjalani pelatihan misi, baik di luar pulau atau di atas laut yang disengketakan (Laut Natuna Utara) pada tahun lalu.
Serangan tersebut diluncurkan sehari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken memberikan peringatan kepada China untuk tidak mengintimidasi Taiwan.
"Apa yang telah kami saksikan dan apa yang telah menarik perhatian, kami menilai adanya tindakan yang semakin agresif oleh pemerintah China yang terhadap Taiwan, yang dapat meningkatkan ketegangan di selat Taiwan," kata Blinken dalam pernyataannya.
Baca Juga: Tegas, Kapolri Listyo Minta Anak Buahnya Dibinasakan Jika Terlibat Narkoba
Blinken kembali menegaskan bahwa negara Paman Sam itu memiliki komitmen jangka panjang di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan.
Dengan adanya Perundang-Undangan tersebut, AS dapat memastikan bahwa pulau itu memiliki kesempatan maupun kemampuan untuk mempertahankan negaranya.
Serta menjadi komitmen AS dalam ikut serta menjaga perdamaian dan keamanan di Pasifik Barat.
Baca Juga: KSP Moeldoko Tegas Mengatakan Semua Koruptor Akan 'Disikat' Tanpa Pandang Bulu