Setelah 1 Tahun Pandemi, China Izinkan WHO Kunjungi Wuhan

- 6 Februari 2021, 16:44 WIB
Seorang pejalan kaki berjalan melewati Rumah Sakit Pusat Wuhan di Wuhan, di provinsi Hubei, Cina 6 Februari 2021.
Seorang pejalan kaki berjalan melewati Rumah Sakit Pusat Wuhan di Wuhan, di provinsi Hubei, Cina 6 Februari 2021. /Foto: REUTERS/Aly Song/

SEPUTARTANGSEL.COM - Seorang anggota tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki sumber coronavirus di Wuhan mengatakan bahwa China telah memberikan izin akses penuh ke seluruh tempat dan orang yang mereka minta.

Peter Daszak kepada Associate Press mengatakan pada hari Jum'at, 5 Februari 2021 bahwa para anggota tim telah memberikan daftar tempat dan orang yang telah mereka pertimbangkan dan telah dimasukkan ke dalam investigasi mereka. Mereka tidak mendapatkan keberatan dari pihak China.

"Kami ditanya kemanakah kami ingin pergi. Kami memberikan kepada tuan rumah daftar kami, dan anda lihat dari tempat apa saja yang telah kami kunjungi, kami telah berkunjung ke seluruh lokasi-lokasi kunci," kata Daszak.

Baca Juga: Mensos Risma Resmikan Kafe dan Bengkel Pembuatan Sepatu Mantan Pecandu Narkoba, Begini Detailnya

Baca Juga: PDIP Ragukan Penghargaan TUMI, Refly Harun: Anies Punya Kemampuan Jadi Pemimpin Internasional

"Seluruh tempat yang kami minta untuk dikunjungi, dan semua orang yang kami ingin temui...jadi bagus sekali," kata ahli ilmu hewan yang lahir di Inggris dan juga menjabat sebagai presiden organisasi non-profit EcoHealth Alliance di kota New York, Amerika Serikat.

Daszak mengatakan timnya telah memutuskan untuk mengunjungi lokasi-lokasi tersebut, dan menghabiskan selama beberapa hari selanjutnya untuk meneliti data dan berkonsultasi dengan para ahli China sebelum menyampaikan kesimpulan dari penemuan mereka pada jumpa pers menjelang kepergian mereka pada hari Rabu.

"Saya belum bisa menjelaskan banyak tentang apa yang telah kami temukan karena kami berada tepat pada titik di mana para tim bersamaan mencari berbagai jalan dan isu yang berbeda," tuturnya.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Kena Razia Ganjil-Genap Bogor, Dipaksa Putar Balik

Baca Juga: Jakarta Lockdown Akhir Pekan, Hoaks, dari Pesan WA Ini Bantahan Anies

Ia menyelidiki berbagai pertanyaan, seperti apakah kasus-kasus pertama, hubungan virus dengan binatang, dan apakah teori dari China yang menyebut kemungkinan bahwa virus tersebut terbawa ke dalam China melalui paket makanan beku yang diimpor adalah benar.

"Dan tentunya, kami melihat pada setiap hipotesa yang telah dikemukakan dan mencari tahu petunjuk apa sajakah yang didapat dari data yang ditemukan," ungkap Daszak.

Daszak memuji para ahli China, yang telah menyiapkan kunjungan mereka selama berbulan-bulan. Khususnya adalah wakil ketua Institut Virologi Wuhan Shi Zhengli yang telah bekerja sama dengannya dalam melacak sumber penyakit SARS yang bermula di China dan menyebabkan wabah pada tahun 2003 silam.

Beberapa orang, termasuk tokoh yang dekat dengan presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelumnya telah berspekulasi bahwa institut tersebut adalah sumber wabah Covid-19 karena memiliki banyak kumpulan spesimen virus kelelawar dan pemerintah China menutup-nutupi fakta itu.

Baca Juga: Indonesia Raih 'Best Creative Destination' di Ajang Creative Tourism Award

Baca Juga: Berburu Pernak-Pernik Imlek di Pasar Asemka, Jakarta Barat

Namun Daszak mengatakan meski dalam kunjungannya ke institut yang dijaga ketat ia disambut dengan keterbukaan yang ia tidak sangka-sangka, dan menyebut kecurigaan terhadap mereka telah dipolitisasi dalam skala global.

China telah menentang dengan keras kemungkinan adanya kebocoran dari lab dan telah mengemukakan teori yang belum terbuktikan, menyebut bahwa virus tersebut bisa jadi datang dari tempat lain sebelum tiba di Wuhan, termasuk kemungkinan tersalurkannya virus itu melalui kemasan makanan beku.

Kunjungan tim WHO ini memerlukan berbulan-bulan negosiasi setelah China baru menyetujui setelah mendapat tekanan internasional pada pertemuan Sidang Kesehatan Dunia bulan Mei 2020 lalu. Pemerintah Beijing juga terus menolak tuntutan untuk investigasi yang dilakukan oleh badan independen.

Dikutip Seputartangsel.com dari ABC News 6 Februari 2021, pemerintah China telah menutup ketat informasi tentang kemungkinan penyebab pandemi yang kini telah membuat sakit sebanyak 105 juta orang dan membunuh sebanyak 2.2 juta jiwa di seluruh dunia.***

Editor: Ihya R. Azzam


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x