Tragis, Satu Keluarga di China Tewas Usai Makan Mie Bongkrek

22 Oktober 2020, 12:05 WIB
Ilustrasi mie instan. /Foto: Pixabay/digitalphotolinds/

SEPUTARTANGSEL.COM - Budaya menyimpan makanan dalam waktu lama sudah menjadi tradisi di berbagai negara.

Seperti di Indonesia, menyimpan atau membuat makanan fermentasi merupakan budaya yang sejak dahulu dilakukan.

Naas, alih-alih ingin membuat makanan bercita rasa selera tinggi, malah berujung kematian.

Baca Juga: Nikon Berhenti Beroperasi, Pamit dari Indonesia

Baca Juga: Hari Santri Nasional, Mengapa Tanggal 22 Oktober?

Sembilan anggota keluarga di China meninggal, setelah mereka memakan mie buatan sendiri yang disimpan dalam freezer selama satu tahun.

Mie itu dilaporkan mengandung tepung jagung terfermentasi, sehingga meracuni satu keluarga tersebut dengan senyawa asam bongkrek.

Semua berawal ketika keluarga yang berlokasi di Jixi, Provinsi Heilongjiang, China, memakan hidangan China yang disebut Suantangzi, pada 5 Oktober lalu.           

Baca Juga: Hasil Lengkap Liga Champions 21-22 Oktober: Madrid Tersungkur, Muenchen Pesta Gol

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Kamis 22 Oktober 2020

Tujuh orang dewasa yang memakan makanan tradisional itu jatuh sakit dan kemudian meninggal lima hari kemudian, dilaporkan Daily Star Selasa 20 Oktober 2020.

Kemudian dua orang lainnya, dengan salah satunya diidentifikasi bernama Li, mengembuskan napas terakhir satu hari setelahnya.

Untungnya, tiga anak di keluarga tersebut selamat setelah menolak memakan mie itu, karena mereka mengaku rasanya tidak enak.

Baca Juga: Daftar BLT UMKM BPUM Tangsel di Link Ini, Bisa untuk Penjual Nasi Uduk, Gorengan, Sembako Dll

Baca Juga: Update Cara Daftar, Syarat dan Cek Penerima BLT UMKM BPUM Rp2,4 Juta

Gao Fei, direktur keselamatan makanan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Heilongjiang menyatakan, racun karena asam bongkrek sangatlah fatal.

Dia menerangkan, racunnya sudah menginfeksi beberapa jam setelahnya, di mana penderita bisa mengalami sakit perut hingga berkeringat.

"Racun itu bisa menyebabkan kerusakan serius pada organ manusia seperti hati, ginjal, jantung, dan otak," kata Gao.

Baca Juga: Song Joong Ki-Song Hye Kyo Setahun Berpisah, Ternyata Ini Penyebabnya

Baca Juga: Pilkada Serentak 2020, Kemenkopolhukam Minta Media Massa Bersikap Netral

Gao menjelaskan, saat ini tidak ada penawar racun untuk asam bongkrek. Begitu terpapar, dia menyebut tingkat kematiannya antara 40-100 persen.

Dia menerangkan asam bongkrek, yang diproduksi dari kelapa difermentasi, bahkan tahan ketika dipanaskan dalam suhu tinggi.

Di Indonesia sendiri bongkrek pernah menjadi populer pada beberapa tahun yang lalu.

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah Piala Dunia FIFA U-20, Menteri PUPR Renovasi 2 Stadion, Termasuk Manahan Solo

Baca Juga: Hari Ini Bioskop di Jakarta Kembali Beroperasi, Penonton Didata Enam Digit NIK

Bahan fermentasi yang biasanya dipergunakan sebagai bahan baku tempe ini dilarang di Indonesia karena bertanggung jawab atas banyak kematian.

Antara 1951 sampai 1975, setiap tahun di Indonesia tercatat terdapat 288 kasus keracunan dan 34 korban meninggal akibat tempe bongkrek.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler