MSF Beri Dukungan Medis dan Kesehatan Mental Bagi Korban Ledakan Beirut

14 Agustus 2020, 10:04 WIB
Dampak kerusakan akibat ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon /Foto: MSF/Mohamad Cheblak/

SEPUTARTANGSEL.COM - Lembaga kemanusiaan medis internasional Médecins Sans Frontières (MSF/Dokter Lintas Batas) melakukan tanggap darurat bantuan medis kepada orang-orang yang paling terkena dampak ledakan di Beirut, Lebanon.

MSF melakukannya seminggu pasca ledakan dahsyat di Beirut pada 4 Agustus 2020 lalu. Kegiatan MSF meliputi tiga bidang utama intervensi.

Seperti perawatan luka bagi orang yang masih menderita luka, kesinambungan perawatan bagi pasien penyakit kronis, dan perawatan kesehatan mental bagi orang yang terkena dampak ledakan.

Baca Juga: Harga Emas Antam 14 Agustus 2020: Usai Anjlok, Beli dan Buy Back Merayap Lagi ke Atas

Selain itu, MSF juga menyediakan dua pos medis yang telah didirikan di lingkungan Mar Mikhael dan Karantina, daerah yang paling terkena dampak ledakan.

Lalu intervensi dari pintu ke pintu untuk memahami kebutuhan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut dan untuk memberikan bantuan yang lebih baik.

Tim MSF juga telah memasang tangki air di daerah tersebut. Juga mendistribusikan air dan perlengkapan kebersihan kepada orang-orang yang datang ke pos pelayanan medis.

Baca Juga: PT KAI Tambah Perjalanan Kereta Api di Bulan Agustus 2020, Ini Daftar Lengkapnya

Ini telah disorot sebagai kebutuhan esensial oleh orang-orang yang disurvei di lingkungan sekitar.

Ledakan dahsyat yang terjadi seminggu lalu meluluhlantakkan gudang pelabuhan Beirut.

Tanggapan pertama terhadap ledakan tersebut datang dari orang-orang Lebanon sendiri. Mereka secara spontan mencoba memberikan bantuan dan dukungan kepada mereka yang terkena dampak ledakan dengan menggunakan sumber daya minimal yang mereka miliki.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini, Jumat 14 Agustus 2020: TRANS 7, TRANS TV, NET TV, MNC TV, GTV, SCTV, RCTI

Ledakan itu menghasilkan gelombang kejut seismik yang mengguncang tanah, menghancurkan jendela dan menghancurkan bangunan di seluruh Beirut. Sementara kota itu tengah terdampak krisis ekonomi dan lonjakan infeksi Covid-19

“Sejak itu, kasus Covid-19 yang dilaporkan meningkat tajam di Lebanon. Terutama di Beirut. Ada lebih dari 1.500 kasus baru dalam seminggu. Ini mewakili hampir 25 persen dari semua kasus yang dilaporkan di negara itu sejak awal pandemi,” kata Kepala Misi di Lebanon Julien Raickman dalam siaran pers MSF.

Baca Juga: Berpotensi Memperparah Penularan Covid-19, Pemerintah Fokus Pencegahan Karhutla

MSF mencatat, ledakan tersebut menyebabkan kematian lebih dari 150 orang dan melukai lebih dari 6 ribu.

Sementara lebih dari 300 ribu orang kehilangan rumah dan harus mencari tempat tinggal lain.

Pada malam ledakan, ada banyak pasien yang masuk ke fasilitas kesehatan di seluruh ibu kota.

Tindakan pencegahan dan infeksi tidak dapat dilaksanakan dengan baik sehingga menyebabkan peningkatan ini.

Baca Juga: Pemerintah Didesak Cegah Google dan Facebook Merusak Ekonomi dan Kedaulatan Negara

MSF juga berfokus pada penanganan kesehatan mental. Karena kesehatan mental adalah pilar utama pekerjaan MSF di Lebanon.

Tim yang terdiri dari sembilan psikolog dimobilisasi untuk mengambil bagian dalam tanggap darurat. Lalu memberikan pertolongan pertama psikologis dan sekarang bekerja untuk mengembangkan tanggapan jangka panjang bagi orang yang membutuhkan.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler