Rusia dan Ukraina Akan Segera Berdamai, Simak Kemajuan Negosiasi dan Respons Amerika Serikat

15 Maret 2022, 12:04 WIB
Delegasi Russia, Leonid Slutsky menyampaikan pada media tentang hasil perundingan di Belarus /Maxim Guchek/BelTA/Handout via REUTERS/

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Delegasi Ukraina dan Rusia melanjutkan pembicaraan perdamaian pada Senin, 14 Maret 2022.

Pejabat Rusia dan Ukraina memberikan penilaian paling optimis tentang kemajuan dalam pembicaraan pada delegasi tentang perang di Ukraina. Ini menunjukkan kemungkinan ada hasil positif dalam beberapa hari.

Secara terpisah, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Wendy Sherman mengatakan Rusia menunjukkan tanda-tanda kesediaan untuk terlibat dalam negosiasi substantif tentang mengakhiri konflik yang menewaskan ribuan orang. Lebih dari 2,5 juta orang telah melarikan diri.

Baca Juga: Serangan Rusia ke Ukraina Diprediksi Berakhir pada Mei, Penasihat Presiden Ungkap Alasannya

Ukraina pun telah mengatakan bersedia untuk bernegosiasi, tetapi tidak untuk menyerah atau menerima ultimatum apa pun.

"Kami pada prinsipnya tidak akan mengakui posisi apa pun. Rusia sekarang memahami hal ini. Rusia sudah mulai berbicara secara konstruktif," kata negosiator Ukraina dan penasihat presiden Mykhailo Podolyak dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters pada Selasa, 15 Maret 2022.

"Saya pikir kita akan mencapai beberapa hasil secara harfiah dalam hitungan hari," katanya.

Kantor berita RIA mengutip seorang delegasi Rusia, Leonid Slutsky yang mengatakan bahwa pembicaraan telah membuat kemajuan substansial.

Baca Juga: NATO Diminta Bunuh Presiden Rusia, Richard Kemp: Putin Kriminal Internasional

"Menurut harapan pribadi saya, kemajuan ini dapat berkembang dalam beberapa hari mendatang menjadi posisi bersama kedua delegasi, menjadi dokumen untuk ditandatangani," kata Slutsky.

Tidak ada pihak yang menunjukkan ruang lingkup kesepakatan apa pun.

Komentar publik mereka dikeluarkan hampir bersamaan. Mereka berunding  pada hari ke-18 perang, yang dimulai ketika pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari disebut sebagai operasi militer khusus.

Dalam sebuah tweet, Penasihat Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan Rusia dengan hati-hati mendengarkan proposal Ukraina. 

Baca Juga: Amerika Serikat Peringatkan China Agar Tak Bantu Rusia Atas Invansi di Ukraina Saat Sanksi Makin Meningkat

"Tuntutan kami adalah mengakhiri perang dan penarikan pasukan (Rusia). Saya melihat pemahaman dan ada dialog," katanya.

Senin lalu, juru bicara utama Kremlin mengatakan Rusia siap menghentikan operasi militer "dalam sekejap" jika Kyiv memenuhi daftar persyaratan. Di antara tuntutannya adalah agar Ukraina mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia, dan mengakui republik separatis Donetsk dan Lugansk sebagai negara merdeka.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menginginkan kesepakatan perdamaian dapat diwujudkan.

"Kita dapat mendiskusikan dan menemukan kompromi tentang bagaimana wilayah-wilayah ini akan terus hidup" sambil menambahkan "kami tidak siap untuk menyerah".

Baca Juga: Presiden Ukraina Minta Bertemu Putin Pasca Serangan Udara Rusia ke Pangkalan Militer

Sehari sebelum perundingan, Rusia meluncurkan serangan misil jelajah mematikan terhadap sebuah pangkalan militer di bagian barat Ukraina, hanya 25 kilometer dari Polandia, negara anggota NATO. Sedikitnya 35 orang tewas dan 134 cedera dalam serangan terhadap Pusat Internasional bagi Penjagaan Perdamaian dan Keamanan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Minggu (13 Maret), mengatakan dalam pidato malam hariannya bahwa hari itu merupakan “hari kelam” bagi Ukraina karena serangan tersebut.

Presiden Ukraina itu mengatakan ia telah memberi “peringatan jelas” kepada para pemimpin Barat mengenai kemungkinan serangan terhadap pangkalan di mana unit-unit NATO berlatih dengan tentara Ukraina.

Negosiasi perdamaian masih terus dilakukan. Mykhailo Podoliak mengatakan perundingan kali ini akan dilakukan via tautan video. Ini sedikit berbeda karena pertemuan sebelumnya dilakukan dengan pertemuan langsung.

Baca Juga: Usai Rusia Serang Pangkalan Ukraina, Upaya Diplomasi Kian Meningkat

"Lagi. Negosiasi berjalan tanpa henti dalam format konferensi video. Kelompok kerja terus berfungsi. Sejumlah besar masalah membutuhkan perhatian terus-menerus. Pada hari Senin, 14 Maret, sesi negosiasi akan diadakan untuk menyimpulkan hasil awal," cuitnya di Twitter.

Sementara itu, perundingan sendiri tercatat telah tiga kali dilakukan oleh kedua negara. Yang terbaru dilakukan di Turki pada Kamis pekan lalu dan dihadiri langsung oleh Menlu Ukraina Dmytro Kuleba dan Menlu Rusia Sergey Lavrov. Perundingan sebelumnya itu dilaporkan gagal dalam menyepakati hal-hal terkait penghentian perang. Perundingan itu hanya menyepakati beberapa poin mengenai gencatan senjata semenatara untuk evakuasi.***

Editor: H Prastya

Tags

Terkini

Terpopuler