Amerika Serikat Peringatkan China Agar Tak Bantu Rusia Atas Invansi di Ukraina Saat Sanksi Makin Meningkat

15 Maret 2022, 11:24 WIB
Kerusakan akibat serangan Rusia ke kota Okhtyrka, Ukraina /Dok. Reuters/Iryna Rybakova/

 

SEPUTARTANGSEL.COM - Sejak Rusia memutuskan untuk melakukan operasi militer khusus ke Ukraina, negara Barat langsung bereaksi, terutama Amerika Serikat (AS)

Berbagai sanksi mulia dari ekonomi hingga keuangan diberikan Amerika Serikat dan negara-negara Barat atas serangan Rusia di Ukraina.

Namun nyatanya Rusia tak menghentikan serangannya terhadap Ukraina, hingga Amerika Serikat harus mencari cara lainnya.

Baca Juga: Presiden Ukraina Minta Bertemu Putin Pasca Serangan Udara Rusia ke Pangkalan Militer

Kini Amerika Serikat justru memperingatkan China untuk tidak membantu Rusia di tengah sanksi yang terus diberikan.

Diketahui bahwa China merupakan salah satu negara yang dekat dan tidak memberikan sanksi atas tindakan Rusia menyerang Ukraina.

Dilansir SeputarTangsel.Com dari Reuters, Selasa, 15 Maret 2022 bahwa AS telah memperingatkan China untuk tidak memberikan bantuan militer atau keuangan pada Moskow setelah invasinya ke Ukraina.

Baca Juga: Usai Rusia Serang Pangkalan Ukraina, Upaya Diplomasi Kian Meningkat

Meskipun begitu, pembicaraan antara Rusia dan Ukraina di Belarusia terus berlangsung agar dapat meredakan krisis seperti yang diharapkan banyak negara.

Sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan untuk menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, ribuan orang tewas akibat pertempuran serta pemboman yang dilakukan pasukan Rusia.

Serangan Rusia ke Ukraina disebut sebagai operasi militer khusus yang ditolak AS dan sekutunya sebagai cara untuk membenarkan tindakan ilegal dan tidak dapat dibenarkan.

Baca Juga: Wartawan Amerika Tewas Diberondong Tembakan Pasukan Rusia di Dekat Ibu Kota Ukraina

Menurut pejabat AS, Rusia telah meminta bantuan berupa dukungan militer dan ekonomi dari China.

Hal tersebut menandakan adanya kesediaan untuk memberikan bantuan kepada Rusia, meskipun Moskow menyangkal dan mengatakan bahwa mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk mencapai tujuan.

Pihak Kementerian Luar Negeri China menyebut bahwa laporan tersebut merupakan disinformasi.

"Kami telah berkomunikasi dengan sangat jelas kepada Beijing bahwa kami tidak akan berdiam diri," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

Baca Juga: Serangan Rusia ke Pangkalan Besar Ukraina Makin Dekati Perbatasan NATO

"Kami tidak akan mengizinkan negara mana pun untuk memberi kompensasi kepada Rusia atas kerugiannya," ujar Ned lagi.

Hal tersebut diungkap usai penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan bertemu dengan diplomat top China Yang Jiechi di Roma yang berlangsung selama tujuh jam.***

 

 

 

 

Editor: H Prastya

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler