5 Reaksi Rusia Terhadap Sanksi yang Diberikan Sekutu Ukraina

8 Maret 2022, 12:29 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin membuat dekrit tentang langkah ekonomi untuk stabilitas keuangan negara /Reuters/Alexei Druzhinin/

SEPUTARTANGSEL.COM - Beberapa negara besar sudah memberikan sanksi yang keras sebagai akibat invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu.

Namun sanksi tersebut tidak menghentikan agresi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Rusia juga tidak tinggal diam dengan kecaman dari negara-negara tersebut. Bahkan memberikan reaksi yang tak kalah tegas.

Baca Juga: Putin Ingatkan Indonesia Tak Ikut Campur Invasi Rusia ke Ukraina, Urus Saja Minyak Goreng, Cek Faktanya

Dilansir SeputarTangsel.Com dari Antara pada Selasa, 8 Maret 2022, berikut adalah reaksi Rusia terhadap sanksi yang diberikan oleh negara-negara besar dunia:

1. Memblokir pembayaran bunga kepada investor asing yang memegang obligasi pemerintah.

2. Melarang perusahaan Rusia membayar pemegang saham luar negeri.

3. Mengurangi atau mematikan pasokan gas ke Eropa.

4. Menghentikan investor asing yang memiliki saham dan obligasi Rusia untuk menjual asetnya.

5. Melarang maskapai Inggris memasuki wilayah udara atau mendarat di bandara Rusia.

Baca Juga: Samsung Ikut Hentikan Pasokan Produknya ke Rusia Pasca Invasi di Ukraina

Namun jauh sebelum invasi ke Ukraina dilakukan, Rusia sudah mempersiapkan strategi untuk dapat mengamankan stabilitas ekonominya sejak peristiwa Semenanjung Krimea pada 2014.

Langkah pertama, Presiden Vladimir Putin telah mempersiapkan pertahanan, menjauh dari dolar dan membuat ekonomi Rusia kebal terhadap sanksi internasional.

Rusia membuat cadangan internasional dalam valuta asing dan emas sehingga dapat menjadi penopang mata uang Rusia, rubel, untuk waktu yang cukup lama.

Baca Juga: Rusia Akan Balas Blokir Facebook dan Sahkan Undang-Undang Berita Palsu

Langkah kedua yaitu mengubah sistem pembayaran alternatif dengan mengurangi jumlah pinjaman investasi asing dan membuka pasar baru, yaitu ke China.

Dengan sistem pembayaran sendiri maka pemerintah Rusia tidak akan terganggu jika harus terputus dari SWIFT yang diawasi oleh negara-negara sentral di Barat.

Langkah ketiga yang dilakukan adalah kepentingan strategis minyak dan gas. Rusia mulai mencari suplai minyak dan gas ke negara di luar Eropa. Sebelumnya Rusia mendapatkan gas dari Jerman melalui pipa Nord Stream 2.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler