WHO Sebut Omicron Lebih Jinak dari Delta, Tapi Berbahaya untuk Kelompok Ini

13 Januari 2022, 08:39 WIB
Direktur jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus sebut varian Omicron lebih jinak dibanding Delta tapi bisa berbahaya /REUTERS/Denis Balibouse/

SEPUTARTANGSEL.COM - Badan Kesehatan Dunia (WHO) kembali memberikan informasi terkait perkembangan kasus Covid-19 secara global, yang dalam seminggu terakhir mengalami peningkatan kasus.

Direktur jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kasus Covid-19 meningkat sebesar 55 persen atau 15 juta berdasarkan data laporan epidemiologi mingguan.

Bahkan dikatakan telah menjadi kasus terbanyak yang dilaporkan dalam satu minggu, peningkatan tersebut didorong karena adanya varian baru Covid-19 yakni Omicron.

Baca Juga: Inggris Darurat Covid-19, Varian Omicron Melonjak Naik 10.000 Kasus Dalam 24 Jam

"Lonjakan besar dalam infeksi ini didorong oleh varian Omicron, yang dengan cepat menggantikan Delta di hampir semua negara," kata Tedros dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters pada Kamis, 13 Januari 2022.

Meski penularannya disebut sangat cepat, pihak WHO mengatakan virus corona varian Omicron lebih jinak dibandingkan Delta.

Sebab gejala yang muncul akibat Omicron cenderung lebih ringan daripada varian Delta, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa varian Omicron juga masih berpotensi menjadi virus berbahaya.

Baca Juga: Varian Omicron Sudah Masuk Negara Tetangga, dari Singapura, Malaysia, Hingga Australia

Peringatan bahaya tersebut diutamakan pada kelompok orang yang belum divaksinasi.

Terlebih lagi, menurut Tedros ada lebih dari 90 negara yang belum memenuhi 40 persen target vaksinasi dari jumlah populasi mereka.

Bahkan lebih dari 85 persen orang di Afrika sama sekali belum mendapatkan vaksinasi.

Baca Juga: Kasus Omicron Ditemukan di AS, WHO Desak Asia-Pasifik Bersiap-siap

"Kita tidak boleh membiarkan virus ini naik bebas atau mengibarkan bendera putih, terutama ketika begitu banyak orang di seluruh dunia tetap tidak divaksinasi," ujar Tedros.

Tedros mengatakan, mayoritas orang di seluruh dunia yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 merupakan orang-orang yang belum divaksinasi.

Ia pun memperingatkan, jika penularan Covid-19 tidak dapat dikendalikan akan muncul resiko lebih besar.

Seperti munculnya varian baru yang bahkan bisa lebih menular dan lebih mematikan daripada Omicron.***

Editor: Dwi Novianto

Tags

Terkini

Terpopuler