SEPUTARTANGSEL.COM - Ilmuwan asal Siprus Leonidos Kostrikis membuat heboh karena pernyataannya yang mengaku telah menemukan varian baru Covid-19, yang merupakan gabungan Delta dan Omicron.
Varian itu disebut sebagai Deltacron, karena tanda genetik yang dimiliki menggabungkan karakteristik varian Delta dan Omicron.
Profesor ilmu biologi di Universitas Siprus dan kepala Laboratorium Bioteknologi dan Virologi Molekuler itu mengatakan timnya telah menemukan 25 kasus penularan varian Deltacron di Siprus.
“Saat ini ada koinfeksi Omicron dan Delta dan kami menemukan jenis ini yang merupakan kombinasi dari keduanya,” ungkap Leonidos dikutip SeputarTangsel.Com dari Bloomberg pada Sabtu, 8 Januari 2022.
Namun, ilmuwan lain menganggap bahwa temuan Leonidos Kostrikis adalah hasil kontaminasi laboratorium yang artinya telah terjadi kesalahan teknis dalam penelitian tersebut.
Argumen tersebut lantas dibantah Leonidos Kostrikis melalui keterangan tertulisnya kepada Bloomberg lewat email.
"Menunjukkan tekanan evolusioner pada strain leluhur untuk memperoleh mutasi ini dan bukan hasil dari satu peristiwa rekombinasi tunggal," ujar Leonidos.
Terlebih lagi ia menyebut, pengambilan sampel diproses dalam beberapa prosedur pengurutan di lebih dari satu negara.
Setidaknya ada satu urutan dari Israel yang disimpan dalam database global menunjukkan karakteristik genetik Deltacron, katanya.
Baca Juga: Ashanty Positif Omicron Usai Berlibur di Turki, Alvin Lie: Sebaiknya Kita Tunda Dulu Berpergian
“Temuan ini membantah pernyataan tidak berdokumen bahwa Deltacron adalah hasil dari kesalahan teknis,” kata Leonidos.
Akan tetapi, Dokter penyakit menular Dr Krutika Kuppali yang bekerja di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut membantah klaim yang dikatakan Leonidos.
Dikutip dari Pikiran Rakyat, Kurtika Kuppali mengatakan bahwa varian Deltacron itu tidak nyata.
"Deltacron tidak nyata dan kemungkinan karena sequencing artifact (kontaminasi lab dari fragmen urutan Omicron dalam spesimen Delta)," ujar Kurtika.***